Makam Syekh Asmoro Qondi, Tuban

0
33618

Makam Sunan Bonang terletak di Dusun Gresik, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Secara Geografis, Sebelah Utara berbatasan dengan makam, Sebelah Timur berbatasan dengan Masjid dan Jalan Desa, sebelah Barat berbatasan dengan Bengkel kerja Yayasan Asmoro Qondi dan sebelah Selatan berbatasan dengan Makam. Secara Astronomi, letak Makam Sunan Bonang terletak pada titik koordinat, pada 6°54’20.3” LS dan 112°07’39.0” BT dengan ketinggian + 13 meter di atas permukaan laut dan orientasi pintu masuk lokasi situs berada di sebelah timur. Terdapat 2 (dua) Juru Pelihara yang ditugaskan oleh BPCB Mojokerto untuk menjaga situs.

Syekh Ibrahim Asmoro Qondi atau Syekh Ibrahim as-Samarqandi dikenal sebagai ayahanda Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Syekh Ibrahim Asmoro Qondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoro Qondi. Menurut Babad Cerbon, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi adalah putera Syekh Karnen dan berasal dari negeri Tulen. Jika sumber data Babad Cerbon ini otentik, berarti Syekh Ibrahim as-Samarqandi bukan penduduk asli Samarkand, melainkan seorang migran yang orang tuanya pindah ke Samarkhan, karena negeri Tulen yang dimaksud menunjuk pada nama wilayah Tyulen, kepulauan kecil yang terletak di tepi timur Laut Kaspia yang masuk wilayah Kazakhstan, tepatnya di arah barat Laut Samarand.
Menurut urutan kronologiwaktu, Syekh Ibrhim Asmoro Qondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi, bersama dua orang putera dan seorang kemenakannya serta sejumlah kerabat, dengan tujuan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik isterinya, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi singgah dulu ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjdi Ario Abdullah) dan keluarganya. Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban, yang disebut Gesik (sekarang Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).
Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoro Qondi di Gresik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Itu sebabnya Syekh Ibrahim Asmoro Qondi beserta rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gresik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar. Sebuha kitab tulisan tangan yang dikenal di kalangan pesantren dengan nama Usui Nem Bis, yaitu sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismilahirrahmanirrahim, ditulis atas nama Syekh Ibrahim Asmoro Qondi. Itu berarti, sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, Syekh Ibrahim Asmoro Qondi juga menyuun sebuah kitab.(un)

Sumber : Laporan Pemantauan Juru Pelihara dan Situs di Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban.