Makam Sunan Giri, Gresik

0
1797

Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Secara Geografis, Makam Sunan Giri. Batas Utara Makam Sunan Giri berbatasan dengan Kebun, Sebelah Timur, Selatan berbatasan dengan Makam Umum, sebelah Barat berbatasan dengan Makam Umum dan Makam Sunan Prapen. Secara Astronomi, letak Makam Sunan Giri terletak pada titik koordinat, pada 07°10’08.5” LS dan 112°37’51.5” BT dengan ketinggian + 79 meter di atas permukaan laut dan orientasi gapura pintu masuk berada di sebelah selatan. Terdapat 2 (dua) Juru Pelihara yang ditugaskan oleh BPCB Mojokerto untuk menjaga situs dan Yayasan Makam Sunan Giri. Kompleks makam Sunan Giri terdiri dari tiga halaman/teras yang makin ke belakang makin meninggi dan memiliki batas yang dinamakan “talud” pada tiap halaman satu dengan yang lainnya.

Nama Sunan Giri sudah tidak asing lagi dalam pencaturan sejarah pada abad 15 M. Sunan Giri dikenal juga dengan nama Joko Samudro, Raden Paku, Prabhu Satmata, dan Sultan Abdul Faqih. Raden Paku adalah putra dari Syekh Maulana Ishak dari Arab yang kawin dengan Dewi Sekardadu, putri Prabhu Menak Sembuyu raja di Blambangan.(Salam, 1960:35).

Sunan Giri adalah Sahabat dari Pangeran Bonang (Anyakrawati), putera sunan Ampel. Mereka mendalami agama Islam kepada Sunan ampel, dirasa cukup bekal ilmu tentang keislaman kedua nya diminta Sunan Ampel untuk berangkat ke Mekkah untuk lebih mendalami Agamanya. Namun niatan itu ditahan oleh Syekh Maulana Iskhak untuk kembali menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Setelah sampai di pulau Jawa, Raden Paku (Sunan Giri) menyampaikan niatannya kepada Ibu angkatnya Nyai Gede Pinatih, untuk menjadi Noto dan Pandito di sebuah bukit yang terletak di sebelah Barat Daya Tandes, sesuai yang diamanatkan oleh gurunya. Akhirnya Beliau mendirikan kedaton di bukit yang sampai sekarang terkenal dengan nama Giri Kedaton (Hasyim, 1979:43-44). Sejak saat itu Raden Paku dikenal dengan nama Sunan Giri, yang kemudian menjadi seorang raja yang memimpin agama di Giri, dengan gelar Prabhu Satmata atau Tetunggul Khalifatul Mukminin.(un)

Sumber : Laporan Pemantauan Juru Pelihara dan Situs di Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban.