Jenang Abang Putih

0
2300

Jika ritus di Jawa dihelat, baik itu secara kolektif maupun secara individual, maka ada banyak perangkat sesaji yang harus disajikan tentu dengan melihat momen perayaan upacara apa yang akan dihelat. Namun dari sekian sesaji yang dipersiapkan ada dua macam sesaji yang selalu hadir (wajib dihadirkan) dalam ritual momen apapun, baik secara lengkap atau hanya sebagian saja tetapi masih mencakup kehadirannya; Jenang Abang-Putih.

Makanan khas itu menjadi simbol doa, harapan, persatuan dan semangat masyarakat. Secara sosiologis jenang merupakan jenis kuliner yang lahir dari kreativitas masyarakat. Jenang, Dodol, Lempog dan Bubur bebas dari atribut status sosial dan etnis alias bersifat demokratis, egaliter, spiritual dan religius. Tradisi Jenang, Dodol, Lempog dan Bubur sudah dikenal masyarakat Nusantara sejak era pra sejarah, masa klasik Hindhu-Budha hingga sekarang. Keberadaan makanan ini mengandung sarat gizi yang cukup baik.

Jenang yang selalu hadir dalam ritus upacara di jawa adalah Jenang Abang-Putih atau biasa disebut Jenang Sengkala.

  • Jenang Putih adalah bubur yang berwarna putih. Bubur putih merupakan ubo rampe yang terbuat dari  beras dan diberi sedikit  garam.  Bubur putih ini dimaksudkan sebagai penghormatan dan harapan seseorang yang ditujukan kepada orang tua atau leluhurnya agar senantiasa diberi doa restu dan mendapatkan keselamatan. Oleh nenek moyang orang Jawa, bubur putih dimaksudkan sebagai bibit dari ayah atau sperma atau darah putih.
  • Jenang Abang adalah bubur yang berwarna merah. Bubur merah merupakan ubo rampe yang terbuat dari beras dengan dibumbui sedikit garam dan dicampur dengan gula jawa  sehingga berwarna merah. Jenang Abang dimaksudkan sebagai penghormatan dan permohonan kepada orang tua agar diberi doa dan restu sehingga selalu mendapatkan keselamatan. Jenang abang dimaksudkan pula sebagai lambang bibit dari ibu atau darah merah.

Adapun penataannya dalam ritual selalu demikian:

  1. Satu piring berisi jenang merah
  2. Satu piring jenang putih
  3. Satu piring jenang merah dan di atasnya ditaruh jenang putih (sedikit)
  4. Satu piring jenang putih dan diatasnya ditaruh jenang merah (sedikit)
  5. Satu piring separuh jenang merah dan separuh jenang putih

(BAYU AMPRI)