You are currently viewing Tuntutan dan Idealisme Seorang Pencari Batu

Tuntutan dan Idealisme Seorang Pencari Batu

Tugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yang memerlukan banyak waktu dan banyak tenaga adalah dalam pemugaran candi. Bidang pekerjaan ini tentu saja membutuhkan sumber daya manusia yang sangat spesifik dan terampil yaitu juru pugar dan. Bahkan juru pugar ini menjadi ujung tombak dalam pelestarian cagar budaya khususnya bangunan candi.

Tentunya banyak suka dan duka yang terungkap dan belum terungkap dari para juru pugar ini. Dari sekian banyak juru pugar, mereka juga memiliki kesan dan idealisme sendiri dalam melaksanakan pekerjaanya. Beberapa kesan dan idelaisme dari mereka sempat terekam melalui perkataan mereka sehari-hari ketika berkomunikasi. Rabiman, seorang pencari batu yang saat ini telah menjalani masa purna tugas sebagai contohnya.

“Kalau batu yang saya cari ditemukan rasanya bahagia sekali, tidak tertandingi dan seperti badan ini disiram air es”

“Kalau batu belum juga ditemukan membikin saya sering melamun sendiri, bahkan saya pikir sampai rumah”

“Saya tertarik bekerja di candi awalnya dari teman-teman saya  yang bercerita jika mereka masuk candi mereka tidak perlu membayar, lalu saya tanyakan sebabnya, ternyata mereka bekerja disana”

“Saya meminta dididik mencari batu karena awalnya saya tertarik dengan senior yang setiap hari kerjaannya berkeliling, mengamati dan memnyentuh batu”

“Sebagai pencari batu, saya harus hapal  bagian per bagian candi sampai dengan batu per batu”

“Orang dapat menahan lapar dan mampu terjaga pada malam hari itu pasti memiliki pemikiran yang cerdas dan tajam”

“ Sering saya diprotes istri ketika saya memikirkan pekerjaan dirumah”

“Pekerjaan pencari batu  merupakan pekerjaan yang berat sekali karana harus hafal berates-ratus  jenis batu dan lapis candi”