You are currently viewing Tuk Bima Lukar, Tempat Membersihkan Diri Sebelum Pemujaan

Tuk Bima Lukar, Tempat Membersihkan Diri Sebelum Pemujaan

Sebelum memasuki dataran tinggi Dieng, pengunjung akan meleewati Tuk Bima Lukar. Tuk Bima Lukar menurut bahasa Jawa adalah mata air. Sedangkan Bima Lukar berarti Bima sedang membuka pakaiannya. Hal ini mengingatkan sebuah cerita pewayangan pada masa Pandawa dan Kurawa ketika mereka masih remaja. Ketika guru mereka, pendeta Durna ingin mandi, ia minta kepada mereka untuk membuat sungai untuk mandi. Pandawa dan Kurawa bekerjasama membuat sungai itu untuk mandi. Tetapi rupanya Bima bekerja sendiri. Ia membuka pakaiannya (Lukar: bahasa Jawa) dan menggunakan kemaluannya untuk menggali sungai itu.

Tuk Bima Lukar sebenarnya merupakan sebuah mata air, yaitu mata air Sungai Serayu. Sungai ini melewati daerah Banyumas dan disana telah menjadi sungai yang besar.

Cerita mengenai Bima adalah merupakan sebuah cerita pewayangan dan digunakan oleh warga masyarakat untuk menamai mata air ini. Mata air ini sendiri merupakan peninggalan pada masa Hindu dan berkaitan dengan Kompleks Percandian Dieng. Ciri-ciri Hindu tampak pada adanya Jaladwara (pancuran air) yang juga terdapat pada candi-candi. Menurut tradisi Hindu air merupakan unsure yang sangat penting. Air merupakan sebuag unsure pembersih dan penyubur. Air juga digemari para dewa. Oleh karena itu orang Hindu pada jaman dahulu membangun mata air ini menjadi sebuah pemandian diperuntukkan bagi para peziarah yang ingin membersihkan diri sebelum memasuki tempat suci di Dataran Tinggi Dieng.