You are currently viewing Empat Manfaat Tidak Memanjat Struktur Batu di Candi Saat Berfoto

Empat Manfaat Tidak Memanjat Struktur Batu di Candi Saat Berfoto

Sering kali kita menjumpai tanda-tanda larangan memanjat struktur ketika berkunjung ke candi. Pengunjung yang ingin mendapatkan sudut bagus pada hasil foto mereka kadang merasa terbatasi dengan tanda-tanda ini. Bahkan menurut mereka berfoto diatas reruntuhan candi atau bertengger ala ayam berkokok dibagian atas candi merupakan sesuatu yang unik dan eksotis. Bukan hanya model, sering juga dijumpai fotografer melakukan pemanjatan untuk kegiatan fotografi mereka demi mendapatkan gambar yang mereka inginkan. Jika tidak melakukan perilaku tersebut, sebenarnya pengunjung dapat mendapat manfaat positif untuk pelestarian cagar budaya dan diri sendiri.

 Menghindari Keausan dan Kerusakan Batu

Batu penyusun bangunan candi merupakan material yang berusia sangat tua. Jika batu-batu ini diinjak-injak atau dipanjat atau bergesekan dengan alas kali dapat aus bahkan pecah atau patah. Batu-batu candi yang berasal dari ribuan tahun ini tidak tergantikan jika rusak. Jika diganti, batu tersebut merupakan batu baru dan bukan berasal atau buatan orang pada masa lalu.

Menghormati Umat yang Masih Menggunakan Candi sebagai Tempat Perigatan Keagamaan

Candi –candi yang berada di Jawa Tengah tidak dapat dipungkiri sampai saat ini masih dihormati oleh umat Hindu atau umat Budha. Pada saat-saat hari besar keagamaan, mereka masih sering menggunakan candi-candi ini untuk ritual keagamaan. Mereka menyakini bahwa candi-candi ini merupakan warisan dari nenek moyangnya sehingga patut dihormati dan dijaga. Perilaku memanjat atau menginjak bagian –bagian tertentu pada candi pasti akan menyakiti hati mereka.  Berperilaku sopan dan baik ketika berkunjung ke candi merupakan sikap ikut melestarikan dan sikap penghormatan.

Tidak Membahayakan Diri Sendiri

Hal penting yang perlu dipikirkan ketika memanjat struktur batuan candi adalah keselamatan diri. Kasus wisatawan terjatuh dan cidera akibat kegiatan foto baru saja terjadi di Candi Plaosan belum lama ini. Akibat mencari  sudut yang bagus pengunjung ini berjalan mundur melewati batas yang telah ditentukan. Sambil terus memperhatikan kamera wisatawan ini tidak menyadari bahawa sudah tidak ada lagi tempat berpijak. Wisatawan ini terjun bebas dari ketinggian 2 meter dan cidera cukup serius. Terkadang struktur batuan ini masih belum terpugar sehingga masih rawan runtuh atau jatuh. Tentu saja hal ini lebih membahayakan bagi pengunjung. Berfikirlah dua kali jika ingin memanjat untuk berfoto. Jangan sampai keceriaan berkunjung ke candi berubah menjadi musibah.

Menghormati Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Nenek moyang kita ketika membangun candi memperhitungkan begitu detail seperti konsep, tehnik bangunan, dan seni bangunan. Mereka membangun candi dengan perhitungan yang sangat matang. Perhitungan matang ini merupakan hasil perenungan yang panjang bahkan melalui kegiatan spiritual dan kebatinan. Saat membangun candi, nenek moyang juga mengerahkan segala kemampuannya baik pemikiran dan tenaga. Batu-batu yang berat mereka pindahkan, pahat dan susun. Kita sangat beruntung masih dapat menyaksikan karya-karya mereka. Sudah selayaknya kita memberikan penghargaan atas karya yang membanggakan bangsa Indonesia ini. Salah satu bentuk penghargaan adalah dengan cara berperilaku baik ketika berkunjung dan ikut menjaganya untuk selama-lamanya.