You are currently viewing Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Hasil Seni Arca Dan Persebarannya (1)

Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Hasil Seni Arca Dan Persebarannya (1)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Arca yang berasal dari budaya megalitik sementara ini tidak banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah. Temuan jenis arca ini hanya satu, yaitu temuan di daerah Gandatapa (Purbalingga). Arca Gandatapa oleh penduduk setempat disebut Nyi Ronggeng, mempunyai ciri arca menhir. Bentuknya seperti menhir, tetapi bagian atasnya dibentuk bulat menyerupai kepala. Detil wajahnya sudah tidak tampak. Sampai beberapa saat yang lalu, arca ini masih dipercaya penduduk mampu memberikan keberuntungan, terutama bagi perempuan yang akan menjadi renggeng atau sindhen.

Walaupun arca yang benar-benar berasal dari budaya megalitik hampir tidak ditemukan, akan tetapi gaya penggambaran arca megalitik muncul pada masa klasik muda (kurang lebih abad XV TU). Gaya pengarcaan seperti itu muncul pada sejumlah arca yang terdapat di Candi Ceto dan Candi Sukuh di Karanganyar. Ciri megalitik yang tampak pada arca-arca tersebut adalah bentuknya yang columnar (seperti kolom), dengan ciri penggambaran yang skematis, dan dengan kualitas pahatan yang sederhana.

Arca-arca bergaya megalitik yang tidak menunjukkan atribut dewa juga dapat dimasukkan dalam kelompok ini, misalnya sejumlah arca yang ditemukan di Situs Terjan (Rembang). Arca-arca tersebut merupakan bentuk kepala binatang yang diganbarkan dengan ekspresi menakutkan, matanya bulat dan melotot, gigi-giginya panjang dan runcing, serta memiliki hidung panjang. Bentuknya menyerupai topeng yang biasa digunakan untuk menolak bala.