You are currently viewing Temuan Fragmen Tulang Saat Pemugaran Candi Bima

Temuan Fragmen Tulang Saat Pemugaran Candi Bima

(Keterangan Foto: Kiri atas Spesimen 1, Kanan Atas Spesimen 2, Kiri Bawah Spesimen 3, Kanan Bawah Spesimen 4)

Pada saat Candi Bima di Kabupaten Banjarnegara dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, tim menemukan beberapa benda-benda arkeologi. Temuan ini merupkan hasil dari kegiatan ekskavasiarkeologi yang menyertai kegiatan pemugaran. Beberapa temuannya adalah berupa fragmen tulang. BPCB Jateng segera melakukan penanganan terhadap temuan ini. Pengawas arkeologi biasanya mengajukan permintaan penanganan kepada Kelompok Kerja Pemeliharaan, Subpokja Konservasi untuk diadakan penelitian dan konservasi. Fragmen tulang dianalisis jenis tulangnya dan dikonservasi dengan cara pembersihan kering dan konsolidasi.

Fragmen tulang ditemukan dalam kotak galian F3 pada kedalaman 80 cm dari lapisan bawah batu terakhir. Fragmen tulang antara lain:

1.       Spesimen 1

Merupakan mahkota gigi geraham bawah yang ke tiga (lower M3) dengan ukuran panjang 38,9 mm dan lebar 18 mm.

2.       Spesimen 2

Merupakan fragmen gigi geraham atas yang ke tiga (upper M3) yang masih menempel pada tulang geraham atas yang tersisa, dengan ukuran panjang 34,5 mm dan lebar 27 mm.

3.       Spesimen 3

Merupakan fragmen gigi geraham bawah yang ke dua (lower M2) dengan sisa tulang rahang bawah yang menempel, mahkota gigi telah hilang sebagian, ukuran panjang 34,5 mm dan lebar 27 mm.

4.       Spesimen 4

Merupakan fragmen tulang tengkorak bagian fossa occipital, dengan ukuran panjang 70,9 mm dan lebar 35,8 mm.

Karakter gigi yang khas pada specimen tersebut adalah tipe bunodont dengan tonjolan-tonjolan (tuberkulum) pada permukaan gigi sehingga dapat disimpulkan bahwa fragmen tulang tersebut merupakan gigi dan tulang dari Sus scrofa (babi hutan) (BPSMP Sangiran, 2013).

Temuan gigi dan tulang babi hutan di bagian bawah Candi Bima belum dapat dianalisis lebih lanjut mengenai keterkaitan antara gigi dan tulang babi hutan dengan candi dimaksud. Meskipun demikian, sesuai dengan agama Hindu di India, babi hutan merupakan salah satu awatara Dewa Wisnu. Pengorbanan babi hutan tidak dilakukan untuk pemujaan Dewa Wisnu (Simoons, 1994).