You are currently viewing Teknologi dan Sebaran Kriya Tenun, Jawa Tengah Potret Warisan Budaya

Teknologi dan Sebaran Kriya Tenun, Jawa Tengah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pada dasarnya menenun adalah menyusun benang benang melintang yang disebut pakan (weft) yang dianyam di sela-sela benang membujur yang disebut lusen atau lungsen. Benang lusen disusun sejajar dan diletakan di sebah alata yang dapat ditarik lurus. Di antara deretan benang lusen atau dan lusen di bawah dimasukkan sebatang kayu yang dapat digeserkan secara vertikal (ke atas dank e bawah). Bila kayu dinaikkan, maka terbentuklah lubang di bagian samping sehingga benang pakan dapat dimasukkan. Benang pakan yang sudah masuk kemudian ditarik ke arah penenun sehingga benang pakan yang masuk dapat rapat atau berdempetan dengan benang pakan sebelumnya. Proses semacam ini dikerjakan terus menerus hingga kain tenun yang diinginkan terbentuk. Dalam pembuatan tenun gendong diperlukan beberapa alat, yang terdiri atas liro, suri, lorongan. dan Teropong. Selain peralatan tersebut, juga terdapat antih dan kisim yang digunakan dalam persiapan pembuatan kain tenun.

Sebagaimana telah dikemukaka bahwa kriya tenun telah diakui keberadaannya sejak jaman prasejarah, walaupun bukti langsungnya tidak dapat ditemukan. Dengan kenyataanny tersebut, maka ada yang dapat dikemukakan dalam kaitannya dengan keberadaan dan sebaran kriya tenun adalah data etnografi berupa tradisi pembuatan tenun gendong yang sampai sekarang masih hidup di daerah Jawa Tengah, antara lain tenun troso di Jepara, tenun wonosari di Sragen, tenun plepih di Wonogiri, dan tenun Pedan di Klaten.

(Foto: Ilustrasi Kain Tenun)