You are currently viewing Tehnologi Kriya Batu (3), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Tehnologi Kriya Batu (3), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Tradisi pembuatan kriya batu pada masa klasik merupakan kelanjutan dari tradisi sebelumnya. Alat yang digunakan pun secara umum tidak berkembang lagi, yaitu menggunakan pahat logam. Data arkeologis yang ada menunjukan bahwa pahat logam yang digunakan pada masa klasik terbuat dari besi. Perkembangan yang tempak menonjol pada seni kriya batu masa klasik adalah pada variasi hasil dan kualitas penggambaran bentuk, serta tingkat kehalusan pengerjaannya yang belum pernah dicapai pada masa sebelumnya. Oleh karena itu, maka klasik dianggap sebagai puncak kejayaan karya seni batu, tidak hanya seni kriyanya saja tetapi juga seni arca, seni bangunan, seni hias (pembicaraan yang berkenaan dengan karya seninbatu selain kriya dapat dibaca pada bab lain dalam buku ini). Relief candi di Borobudur dan Prambanan yang berasal dari abad IX M, merupakan salah satu bukti dari keahlian para seniman batu pada masa kejayaan tersebut. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa karya seni batu pada masa itu dianggap mecapai kulminasinya, sehingga digunakan sebagai standar penilaian terhadap karya seni batu lainnya.

Teknik pembuatan kriya batu pada masa sesudah masa klasik, tidak mengalami perubahan yang berarti. Penelitian arkeologis meninjukan bahwa kemungkinan besar alat yang digunakan untuk menghasilkan kriya batu pada masa islam pun masih sama dengan yang digunakan pada masa klasik. Perbedaan yang tampak hanyalah pada hasilnya, yang cenderung bernafaskan islam, misalnya nisan dan jirat makam, atau hisan pada masjid.