TANAH LEMPUNG SEBAGAI PEREKAT PASANGAN BATU CANDI

(BPCB Jateng) Masalah penggaraman yang terjadi pada permukaan batu candi masih menjadi perbincangan yang serius dikalangan pelestari Cagar Budaya yang berupa Candi. Penggaraman disebabkan oleh sistem drainase candi yang kurang sempurna. Air hujan yang meresap atau menggenang pada batu dapat  membawa mineral terlarut. Mineral terlarut tersebut berasal dari kapur bebas yang terdapat dalam semen yang selama ini digunakan sebagai pengisi nat. Mineral terlarut tertinggal di permukaan batuan sehingga menimbulkan endapan garam. Endapan garam yang terjadi bisa berupa garam karbonat, garam sulfat, garam fosfat maupun garam silikat tergantung pada jenis mineral yang bereaksi. Jika endapan garam berupa kalsium silikat maka garam tersebut tidak akan bisa dihilangkan karena sifat garam tersebut lebih keras daripada batu. Ketika garam sudah terbentuk di permukaan batu dan batu mengalami tekanan yang diakibatkan proses fisika misalnya fluktuasi suhu, maka proses selanjutnya yang terjadi adalah pengelupasan (scaling).

penggaraman

Penggaraman pada kaki candi

Pada pemugaran tahun 2008 di Candi Induk Lumbung, Prambanan, Klaten ditemukan metode pengisian nat batu dengan cara tradisional. Pada hasil bongkaran ditemukan spesi tanah diantara batu-batu pengisi Candi Lumbung. Diperkirakan tanah tersebut dahulunya berupa lempung untuk mengisi nat antar batu. Dengan adanya tanah lempung tersebut diperkirakan kontak antar batu menjadi lebih baik dalam meratakan beban, khususnya beban vertikal. Selain itu tanah lempung tersebut sebagai pengisi rongga antar batu, sesuai dengan sifatnya yang dapat mengembang jika lembab atau terkena air, diduga akan menjadikan susunan batu lebih kedap air.

 lumbung

Untuk pekerjaan restorasi candi tersebut kembali ke bentuk semula dan struktur aslinya, dipertimbangkan untuk menggunakan tanah lempung sebagai bahan perekat dan pengisi antar batu. Untuk itu perlu adanya penelitian tentang kuat tekan, kuat geser dan kekedapan pasangan batu candi yang menggunakan perekat dan pengisi tanah lempung dari beberapa lokasi asal tanah (quarry). Sampel yang diuji berupa spesi tanah Candi Induk Lumbung dan tanah lempung dari daerah Bayat, Klaten dan Pereng, Prambanan sebagai pembanding.

bayat

Lokasi Pengambilan Sampel di Bayat, Klaten

Penelitian yang dilakukan meliputi pengujian dasar batu candi, yaitu kuat tekan, kuat geser, serapan air, dan permeabilitas; pengujian pasangan batu tanpa perekat tanah lempung (kosongan) yaitu kuat tekan dan kuat geser; pengujian pasangan batu dengan perekat tanah lempung pada sinar horisontal dan vertikal yaitu kuat tekan dan kuat geser; pengujian kebocoran pasangan batu candi dengan perekat/pengisi tanah lempung terhadap rembesan air akibat hujan; dan pengujian kimia.

Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan mendapatkan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam restorasi pasangan batu bangunan candi dengan menggunakan perekat/pengisi tanah lempung.