You are currently viewing Tahapan Mendirikan Sebuah Candi pada Masa Lalu

Tahapan Mendirikan Sebuah Candi pada Masa Lalu

Jawa Tengah Kaya akan tinggalan Cagar Budaya berupa Candi. Bangunan candi ini tampak berdiri kokoh. Selain kokoh candi-candi ini juga indah. Pada masa lalu candi tampaknya di bangun dengan perencanaan dan pemikiran yang sangat matang. Pembagian kerja para pekerja pembuat candi juga sangat jelas sehingga kolaborasi mereka menghasilkan bangunan tak hanya indah namun juga kokoh. Tahahapan pembuatan bangunan tampaknya menarik untuk diketahui bersama.

Langkah I

Pada awalnya, raja menunjuk seorang pendeta mencariĀ  lokasi yang tepat untuk mendirikan candi.

Langkah 2

Setelah lahan ditemukan, pendeta menentukan denah halaman candi berdasarkan arah mata angin utama. Caranya, ia menancapkan tongkat pada titik yang akan digunakan sebagai pusat halaman candi.Pada candi hindu, titik ini sangat disakralkan sehingga justru tidak menjadi bagian candi dan biasanya ditandai dengan lingga pathok atau sudolingga.

Langkah 3

Setelah lokasi ditentukan, batu-batu diangkat dari sungai terdekat dan dibawa kesekitar lahan pendirian candi.

Langkah 4

Pondasi candi dibuat pada kedalaman antara 1,5 sampai 2 meter, dengan menyusun kerikil dan pasirĀ  secara horizontal seluas halaman utama candi. Tebalnya, disesuaikan dengan dengan tinggi dan besar candi. Batu-batu disusun dan dihubungkan secara horizontal maupun vertikal dengan berbagai sistem pen kait. Pada titik-titik tertentu, dipasang batu pengunci, agar kaitan tidak tergoyahkan.

Langkah 5

Pada bagian atap candi, batu-batu disusun dengan teknik lengkung semu yang membentuk sungkup, kemudian dikunci dengan batu penutup sungkup supaya ikatan batu menjadi kokoh. Batu penutup sungkup inilah yang menjadi titik kekuatan atap candi.

Langkah 6

Setelah candi berdiri utuh, proses pemahatan ornamen dan relief dilakukan mulai dari bagian atas candi. Proses ini melibatkan biarawan ahli sastra dan arsitek selaku pembuat konsep. Setelah konsep disusun, pemahat kasar mulai membentuk figur maupun ornament. Ornamen ataupun relief kasar ini kemudian diperhalus lagi oleh pemahat detail. Agar lebih indah, beberapa relief diberi lapisan plester.