Saraswati

Saraswati adalah sakti Brahma, akan tetapi ada juga sumber yang menyebutkan bahwa Saraswati adalah anak Brahma.Adanya perbedaan tersebut telah menyebabkan kedudukan Saraswati menjadi polemik.Terlepas dari hal tersebut, sebagai tokoh yang terkait erat dengan Brahma, Saraswati diberi kedudukan sebagai ibu Weda yang dilambangkan dengan kepala Brahma. Saraswati pun mempunyai kekuatan Brahma untuk mencipta segala hal yang dipikirkan oleh Brahma. Karenanya, Saraswati dikenal sebagai dewi dari seluruh ciptaan Brahma, terutama ciptaan di bidang seni puisi dan musik, serta ilmu
pengetahuan.

Pada masa Jawa Kuna, Saraswati dikenal sebagai dewi ilmu pengetahuan dan kesenian.Tampaknya, pada masa itu Saraswati tidak banyak pemujanya, jika dibandingkan dengan Durga, akan tetapi keberlanjutan eksistensinya sebagai dewi ilmu pengetahuan dan kesenian masih diakui hingga sekarang oleh masyarakat Hindu Bali. Hari Sanaissara umanis, wuku watugunung, diperingati sebagai Hari Saraswati oleh masyarakat Hindu Bali, karena hari tersebut dipercaya sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan bagi umat Hindu. Sebagaimana Brahma,karena pada periode JawaTengah Kuna pemuja Saraswati tidak terlalu banyak, maka keberadaan arcanya pun jarang. Salah satu arca yang diidentifikasikan sebagai Saraswati adalah arca perunggu koleksi Museum Radyapustaka. Surakarta. Tokoh Saraswati Radyapustaka ini termasuk istimewa, karena pada umumnya Saraswati digambarkan bertangan dua atau empat. Akan tetapi Saraswati Radyapustaka digambarkan bertangan enam.

Masing-masing tangannya memegang laksana Saraswati yang terdiri atas damaru (kendang kecil), seruling, pustaka, kumuda, dan angkusa. Sementara, Salah satu tangan yang lainnya menampilkan sikap waradamudra, yang berarti selalu bersikap
memberi.

Saraswati Radyapustaka digambarkan duduk di atas padmasana yang diletakkan di atas lapik persegi. Sikap duduknya disebut lalitasana, sementara kaki kanannya diletakkan di atas bantalan kaki yang disebut karnika. Ia digambarkan sebagai dewi yang mengenakan karandamakuta dan sejumlah perhiasan. Penggambaran tersebut agak berbeda dengan penggambaran Saraswati masa kini yang digambarkan sebagai dewi yang sangat cantik, lemah gemulai, seperti sedang menari. Atribut utamanya adalah pustaka dan alat musik vina, sesuai dengan perannya sebagai dewi ilmu pengetahuan dan kesenian. Saraswati pun kadangkadang digambarkan bersama wahana-nya yang berupa angsa putih.

Di India, Saraswati digambarkan dalam banyak versi. Pada umumnya digambarkan sebagai wanita cantik dan anggun, bertangan dua atau empat, dan memiliki kulit putih bersih. Laksana Saraswati pun disebutkan dalam beberapa versi, misalnya duduk diatas lotus putih dengan memegang untaian mutiara di salah satu tangan kanannya. Tangan yang lainnya menampilkan sikap wyakhyanamudra . Kedua tangan yang lain, masing-masing membawa pustaka dan kumudra (lotus putih). Apabila digambarkan dalam posisi berdiri, maka Saraswati digambarkan dalam sikap samabangga berdiri di atas lotus putih sambil membawa pustaka dan untaian mutiara di tangan kanannya. Tangan kirinya memegang kamandhalu, selain itu juga digambarkan membawa trisula. Kadang-kadang laksananya adalah vina dan padma, karaka, sudanda. Kedua tangan bersikap warada dan mengendarai tunggangan yang berupa angsa atau merak atau domba,atau kambing, atau singa (Buku Dewa-dewi Masa Klasik terbitan bpcb Jateng).

saras

(Saraswati koleksi Radyapustaka)