You are currently viewing Rencana Tata Ruang Daerah Candi Gedongsonggo 1, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 7)

Rencana Tata Ruang Daerah Candi Gedongsonggo 1, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 7)

(BPCB Jateng) Kawasan Candi Gedong Songo berada di lereng bukit yang relatif curam sehingga mempunyai potensi bencana geologi seperti bencana longsor yang dapat mengancam kelestarian CB, hal ini diketahui dari banyak dijumpainya  beberapa titik longsor. Selain didukung oleh kondisi geologi  berupa struktur geologi, kemiringan lereng dan jenis litologi (batuan) yang ada, faktor lain yang dapat memicu terjadinya longsor adalah penggunaan lahan yang kurang mendukung seperti penanaman vegetasi yang tidak tepat, adanya kegiatan penambangan liar, aktivitas pedagang kakilima, serta bangunan  pendukung lainnya.

Mintakat Inti atau Mintakat Cagar Budaya.

Digambarkan dengan garis pembatas yang berwarna hitam.

Mintakat Penyangga, yakni lahan di sekitar situs yang berfungsi sebagai penyangga bagi kelestarian situs.

Digambarkan dengan garis batas merah. Untuk batas merah yang berada di utara, terletak di antara Candi 3 dan Candi 4, sebaiknya dijadikan satu, karena pada lembah sempit di samping sumber fumarol masih ditemukan puing-puing candi walaupun tidak diketahui dari mana asal usulnya.

Mintakat Pengembangan/Pendukung, yakni lahan di sekitar mintakat penyangga atau mintakat inti yang dapat dikembangkan untuk sarana sosial, ekonomi, dan budaya yang tidak bertentangan  dengan prinsip pelestarian benda cagar budaya dan situsnya. Digambarkan dengan garis batas biru.

Wilayah di dalam mintakat pengembangan ini lebih luas dari luas tanah milik BP3 Jawa Tengah, terutama di sebelah barat laut karena menyangkut dua reruntuhan candi yang belum direnovasi dan di wilayah selatan termasuk areal parkir saat ini. Pada mintakat ini bisa dibangun suatu bangunan untuk tempat buang hajat kecil, diberikan tempat sampah agar wilayah mintakat inti, penyangga dan pengembangan tetap bersih.

Peristiwa tanah longsor bersifat siklik dengan rentang waktu bisa sangat panjang, oleh karena itu pada wilayah mintakat pengembangan sebaiknya ditanami tanaman keras yang berakar tunggang, bukan tanaman berakar serabut yang bersifat musiman, untuk mencegah longsoran. Di samping itu kehadiran wilayah yang teralterasi yang bersifat melemahkan ikatan batuan juga menambah potensi longsor. Untuk rekayasa tumbuhan ini dipersilahkan berkonsultasi dengan masyarakat kehutanan. Sehubungan dengan potensi longsor yang disebabkan oleh alterasi, maka diusulkan jalan di sebelah barat Candi 3 untuk dialihkan ke sebelah timur Candi 3. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban bagi daerah teralterasi di sebelah barat Candi 3 yang berdekatan dengan lembah curam yang berpotensi longsor.

Mengingat wilayah Candi Gedong Songo juga merupakan wilayah berpotensi panas bumi, maka tidak bisa dihindarkan wilayah Candi Gedong Songo akan merupakan wilayah eksplorasi panas bumi. Guna pelestarian candi-candi di wilayah Candi Gedong Songo diharapkan eksplorasi dilakukan sejauh 500 m dari garis biru sebagai batas mintakat pengembangan, agar wilayah Candi Gedong Songo bebas dari getaran yang bisa mengakibatkan longsoran.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, B., Nugroho and Budihardi, M., 1997, Resource Characteristics of the Ungaran Field, Central Java, Indonesia, Proceeding of National Seminar of Human Resources Indonesian Geologist, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Benda Cagar Budaya

Nguyen Kim Phuong, 2005, Hydrogeochemical Study of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia, Thesis pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Syabaruddin, 2004, Pemetaan Fasies Vulkanik Pada Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran dan Sekitarnya, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Thanden, R. E., Sumadirdja, H., dan Richards, P. W., 1996, Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, Direktorat Geologi, Bandung.

Van Bemmelen, R. W.,  1970, The Geology of Indonesia Vol. IA, General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd edition, Martinus Nilhoff, The Haque Netherlands.

Verstappen, H. Th., 2000, Outline of the Geomorphology of Indonesia: A Case Study on Tropical Geomorphology of a Tectogene Region (with a Geomorphological Map 1:5000000), International Institute for Aerospace Survey and Earth Science, Netherlands.

Yoga Aribowo, 2004, Karakteristik Kehilangan panas Alamiah dan Alterasi Hidrotermal permukaan pada Area Manifestasi Gedong Songo dan Sekitarnya, Daerah Prospek Panasbumi Ungaran,  Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Zen, M.T., Syarif, M.A., Simatupang, S.H., dan Juniarto, G., 1983, Tektogenesa Gaya Berat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi: Ungaran – Merapi di Jawa Tengah, Proceeding PIT XII IAGI, Jakarta.