You are currently viewing Relief-Relief di Candi Sukuh II

Relief-Relief di Candi Sukuh II

Suatu panggung setinggi 85 cm, panjang 11.60 m dan lebar 7.80 m (24/378). Pada soubasement Candi Sukuh terdapat empat buah bekas tiang bangunan dari batu berelief dan sebuah obelisk yang juga berelief. Relief-relief yang di pahatkan pada tiang-tiang dan obelisk itu nampaknya merupakan ceritera Garudeya, Çuddhamala dan mungkin juga ceritera dari Swargarohanaparwa.

Di dalam ceritera Garudeya diceritakan tentang kehidupan Winata yang menjadi budak Kadru, karena kalah taruhan mengenai warna ekor kuda Uchaicrawa. Winata dapat bebas dari perbudakan Kadru setelah ditolong oleh anaknya  Garuda dengan cara mencarikan air penghidupan (amarta). Dengan perkataan lain, Garudalah yang berhasil meruwat ibunya dari kutuk Aruna. Aruna, adalah anak Winata juga, dia telah mengkutuk ibunya. Aruna dilahirkan sebelum waktunya lahir, yaitu memecah telur yang dieraminya dengan harapan agar telur tersebut segera dapat menetas. Sedang cerita Swargarohanaparwa secara garis besar berisi tentang peristiwa pada waktu para pandawa telah meninggal dunia dan akhirnya masuk ke sorga.

Keunikan lain yang cukup menarik di Candi Sukuh adalah media pemahatan relief. Pada umumnya baik relief ceritera maupun dekoratif dipahatkan pada permukaan batu yang datar, tetapi tidak demikian yang terjadi di Candi Sukuh. Di Candi Sukuh beberapa relief  dipahatkan pada obelisk (tugu).

Sumber: Buku Peninggalan Arkeologis di Lereng Barat Gunung Lawu terbitan BPCB Jateng