You are currently viewing Rekomendasi, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 9)

Rekomendasi, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 9)

(BPCB Jateng) Kawasan Candi Gedong Songo berada di lereng bukit yang relatif curam sehingga mempunyai potensi bencana geologi seperti bencana longsor yang dapat mengancam kelestarian CB, hal ini diketahui dari banyak dijumpainya  beberapa titik longsor. Selain didukung oleh kondisi geologi  berupa struktur geologi, kemiringan lereng dan jenis litologi (batuan) yang ada, faktor lain yang dapat memicu terjadinya longsor adalah penggunaan lahan yang kurang mendukung seperti penanaman vegetasi yang tidak tepat, adanya kegiatan penambangan liar, aktivitas pedagang kakilima, serta bangunan  pendukung lainnya.

Untuk mencegah atau mengurangi keaktifan dari gerakan tanah atau batuan, ada beberapa tindakan yang dilakukan, tergantung bagaimana bentuk dan sebab dari pada gerakan tanah atau batuan tersebut. Cara yang dapat di tempuh meliputi:

Penambahan gaya – gaya yang melawan gerakan, meliputi:

  1. Pengurangan kandungan air atau penurunan muka air tanah yang dapat dilakukan dengan membuat dewatering well atau membuat drainase seperti memasang horizontal drains.
  2. Pembuatan tanggul-tanggul pada kaki-kaki lereng dan tidak melakukan penggalian-penggalian, serta pemancangan tiang-tiang yang fungsinya sebagai penahan.
  3. Penghutanan atau penanaman tumbuh-tumbuhan yang dapat mengurangi infiltrasi air hujan melalui intersepsi daun-daunan dan bagian lain tubuh tumbuh-tumbuhan. Akar tumbuh-tumbuhan berfungsi untuk mencegah erosi dan akan  memperkuat tanah jika tumbuh menembus sampai dalam melampaui lapisan tanah yang bisa berpotensi sebagai bidang gelincir gerakan tanah.
  4. Pengurangan getaran pada tanah seperti kendaraan bermotor dilarang memasuki kawasan cagar budaya, tidak membuat konstruksi teknik yang menyebabkan getaran berlebihan.

Pengurangan gaya – gaya penyebab, meliputi:

  1. Pembuangan bagian-bagaian massa yang akan melongsor atau bergerak, dengan maksud agar mengurangi gaya berat
  2. Pengeringan atau pengurangan kandungan air dalam tanah dengan maksud untuk menurunkan tekanan air pori dan berat dari massa total tanah.

Tindakan bila terjadi rekahan-rekahan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bila terdapat rakahan-rekahan (tension cracks) pada suatu lereng, diantaranya:

  1. Kolom-kolom air atau genangan air yang berada di atas tanah yang akan bergerak harus segera dikeringkan.
  2. Selokan-selokan yang mengalir kedaerah ini harus ditutup atau arah aliran dipindahkan sehingga air tidak melalui bidang-bidang rekahan.
  3. Pada waktu hujan dijaga agar supaya tidak ada air yang mengalir masuk dari daerah sebelah atasnya.
  4. Pada daerah-daerah yang telah ada rekahan-rekahan supaya tidak membuat sawah atau kolam. Sawah-sawah yang jaraknya kurang dari 50 m dari daerah rekahan harus dikeringkan.
  5. Rekahan-rekahan supaya ditutup dengan tanah liat atau semen dengan maksud agar air tidak dapat masuk ke bidang geser.
  6. Kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi pada selokan-selokan yang besar harus diperhatikan karena kebanyakan kebocoran disebabkan oleh adanya retakan-retakan yang mudah terjadi pada lereng-lereng yang agak curam.
  7. Jika setelah tindakan-tindakan di atas tadi telah dijalankan, tanah masih bergerak maka penduduk yang berdiam di kaki-kaki lereng perlu dipindahkan agar tidak tertimpa longsoran tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, B., Nugroho and Budihardi, M., 1997, Resource Characteristics of the Ungaran Field, Central Java, Indonesia, Proceeding of National Seminar of Human Resources Indonesian Geologist, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Benda Cagar Budaya

Nguyen Kim Phuong, 2005, Hydrogeochemical Study of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia, Thesis pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Syabaruddin, 2004, Pemetaan Fasies Vulkanik Pada Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran dan Sekitarnya, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Thanden, R. E., Sumadirdja, H., dan Richards, P. W., 1996, Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, Direktorat Geologi, Bandung.

Van Bemmelen, R. W.,  1970, The Geology of Indonesia Vol. IA, General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd edition, Martinus Nilhoff, The Haque Netherlands.

Verstappen, H. Th., 2000, Outline of the Geomorphology of Indonesia: A Case Study on Tropical Geomorphology of a Tectogene Region (with a Geomorphological Map 1:5000000), International Institute for Aerospace Survey and Earth Science, Netherlands.

Yoga Aribowo, 2004, Karakteristik Kehilangan panas Alamiah dan Alterasi Hidrotermal permukaan pada Area Manifestasi Gedong Songo dan Sekitarnya, Daerah Prospek Panasbumi Ungaran,  Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Zen, M.T., Syarif, M.A., Simatupang, S.H., dan Juniarto, G., 1983, Tektogenesa Gaya Berat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi: Ungaran – Merapi di Jawa Tengah, Proceeding PIT XII IAGI, Jakarta.