You are currently viewing Ragam Tema Ornamentasi, Tetumbuhan,Kalpataru, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Ragam Tema Ornamentasi, Tetumbuhan,Kalpataru, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pada masa Klasik populer saty tumbuhan mistik yang disebut kalpataru atau sering disebut juga dengan kalpadruma dan kalpawreksa. Kalpataru berasal dari kata kalp yang berarti keinginan,dan taru yang berarti pohon. Jadi, kalpataru adalah pohon keinginan yang dapat mengabulkan segala permintaan manusia yang memujanya. Kalpataru biasanya digambarkan sebagai relief pada dinding candi, ebrupa pohon yang dihiasi dengan manik-manik dan permata, dibawahnya terdapat pundi-pundi, sementara itu, di atasnya terdapat sebuah payung. Biasanya di kiri-kanan pohon terdapat binatang yang mengapit, dan di atasnya terdapat burung.Relief kalpataru ini hanya terdapat pada candi-candi masa Jawa Tengah, seperti Borobudur, Pawon, Mendut (Magelang), dan Sojiwan (Klaten), serta Prambanan (Sleman, D.I. Yogyakarta).

Pada masa Islam, kepercayaan terhadap pohon hayat ini memiliki bentuk yang lain, ayiatu gunungan atau kekayon pada wayang kulit. Gunungan ini juga menanadakan hutan sesuai dengan pola tanaman dan binatang yang tergambar di dalamnya. Gunungan diperkirakan muncul pada zaman Kesultanan Demak, meskipun penuh dengan tanda-tanda kebudayaan prra-Islam, yaitu emlambangkan poros dunia penghubung dengan ‘dunia atas’. sesuai dengan tradisi Jawa, Sunan Kalijaga, salah satu anggota Walisongo, dipercaya menggunakan wayang sebagai media memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dalam seni bangunan, motif pohon hayat dapat dijumpai pada bangunan rumah tradisional. Ragam pohon hayat atau dari gerabah atau logam itu biasanya digunakan untuk menghias bagian bubungan atap. (foto Candi Sojiwan)