You are currently viewing Prestasi Awal (Meniti Jejak-jejak Peradaban)

Prestasi Awal (Meniti Jejak-jejak Peradaban)

Setelah perjuangan yang cukup panjang dalam mencapai kebahagiaannya, manusia telah berhasil menemukan titik-titik pencerahan untuk pertama kali. Usaha yang keras untuk menjadi manusia yang sempurna harus melewati tahap-tahap kehidupan yang panjang. Akhirnya ia menemukan pijakan yang mantap sebagai Homo erectus, si manusia purba yang berdiri tegak. Berdiri tegak artinya tangannya menjadi bebas untuk menggunakan alat. Namun perjuangannya tidak berhenti sampai di situ, ia tetap harus mencari makan dan melindungi diri dari ancaman terhadap fisiknya. Alat-alat batu dan tulang telah diciptakan oleh manusia purba Homo erectus ini terutama untuk memperlancar dalam proses perburuan yang menjadi mata pencaharian pokoknya. Namun bakatnya sebagai manusia tampak pada banyaknya jenis alat-alat berburu yang diciptakan. Demikian pula kemampuan memilih bahan baku dan menciptakan bentuk-bentuk alat telah menunjukkan kecerdasannya sebagai manusia. Hidup mereka berkelompok dan selalu berpindah-pindah untuk mengejar binatang buruan. Ini
mencerminkan kehidupan sosial dan kerja sama yang diperlukan dalam menggiring dan menangkap binatang. Fase berikutnya manusia telah mengalami perkembangan fisik yang cukup pesat sehingga menjadi manusia sempurna (Homo sapiens). Cara hidupnya juga berubah, yang semula berpindahpindah menjadi semi menetap dengan tinggal di gua-gua. Masa tinggal di suatu tempat menjadi lebih lama yang berarti mereka punya waktu untuk mengasah pikiran dan perasaannya. Mereka mulai memperhatikan misteri yang melingkupi dirinya. Tanpa bisa dihindari, misteri kematian mengakibatkan munculnya tradisi penguburan dan kesadaran terhadap adanya energi kehidupan yang disebut roh. Pada suatu saat energi ini akan hilang dan manusia menjadi mati. Tahap yang paling mengesankan adalah manusia telah hidup menetap dengan mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian pokok. Pada tahap ini organisasi masyarakat yang merupakan perwujudan dari pembagian kerja semakin jelas. Hal ini merupakan potensi munculnya sebuah profesi dan hasil pekerjaan menjadi semakin sempurna. Salah satu prestasi teknologi yang luar biasa pada masa bercocok tanam adalah tradisi penggosokan dan pengupaman dalam menciptakan alat-alat pertanian. Tradisi ini merupakan kristalisasi dari pengalaman yang panjang mengenai estetika dan diupam efisiensi penggunaan alat. Benda-benda yang digunakan untuk keperluan praktis maupun religi dikerjakan dengan digosok danhalus seperti beliung persegi, belincung, gelang batu, mata panah dan lain-lain dengan berbagai variasinya. Benda-benda ini ditemukan hampir merata di berbagai wilayah Indonesia. Kehidupan spiritual juga telah mencapai bentuknya yang lebih sempurna. Kepercayaan terhadap roh sebagai energi magis telah berkembang menjadi suatu kepercayaan bahwa pada semua benda memiliki roh. Roh dikatakan memiliki daya magis yang menguntungkan maupun merugikan. Termasuk di dalamnya adalah roh tokoh masyarakat. Roh mereka yang dianggap kaya, kekuatan magisnya masih diharapkan berkahnya untuk keselamatan warga melalui bangunan-bangunan pemujaan.