You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian V), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian V), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pada masa pengaruh Islam perkembangan di Wilayah Jawa Tengah, tinggalan tertulis yang berupa prasasti dijumpai pada bagian bangunan, mulai dari nisan, gapura, sampai dengan masjid. Prasasti-prasati ini ada yang menggunakan huruf Arab, huruf Jawa, dan huruf Arab Pegon. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, bahasa Jawa Arkais, dan bahasa Jawa batu. Isi prasasti tidak lagi berhubungan dengan penetapan daerah perdikan, tetapi berupa ayat-ayat suci Al Quraan, rekaman peristiwa, nama tokoh dan angka tahun. Prasasti-prasasti dari masa pengaruh Islam dijumpai pada nisan-nisan kubur para Wali, tokoh agama, raja-raja, serta orang-orang terkemuka lainnya, pada masjid dan gapura. Contoh dari prasasti ini misalnya yang terdapat di Masjid Mantingan Jepara, Masjid Menara Kudus, gapura-gapura di makam Sunan Tembayat, dan lain sebagainya.

Sejalan dengan berkembangnya kebudayaan Eropa dan China pada masa ini, dijumpai pula prasasti-prasasti yang menggunakan huruf Latin dan haruf China (kanji). Bahasa yang digunakan pun disesuaikan dengan penggunaan hurufnya. Ragam bahasa yang digunakan untuk prasasti berhuruf latin dan Cina adalah bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Jawa baru, dan bahasa China. Prasasti huruf dan berbahasa China dapat ditemukan pada nisan kuburan China, misalnya terdapat di kuburan China di daerah Pamalang, Semarang, dan Magelang. Prasasti yang terdapat pada nisan kuburan China disebut bongpay. Adapun prasasti-prasasti yang menggunakan huruf latin dan bahasa-bahasa Eropa banyak dijumpai sebagai tandap peringatan pendirian suatu bangunan, baik bangunan tempat ibadah maupun tempat tinggal. Beberapa diantaranya dijumpai di Masjid Agung Semarang, di kompleks pemakaman Belanda Kuna (kerkhof) di Purworejo dan di tempat serupa yang tersebar di sebagian besar kota di Jawa Tengah. (Foto Gapura Makam Sunan Tembayat)