You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian III), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian III), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Bahasa Melayu Kuna juga digunakan dalam beberapa prasasti yang menggunakan huruf Jawa Kuno, yaitu Prasasti Sang Hyang Wintang atau Gondosuli I (t.t), Prasasti Dang Puhawang Glis atau Gondosuli II (827 TU), prasasti Bukateja, dan prasasti Manjusrigreha. Diantara sejumlah prasasti tersebut, informasi yang paling menarik dalam kaitannya dengan keberadaan Wangsa Sailendra di Jawa Tengah adalah penyebutan nama tokoh (Wisnurata) dalam prasasti Gondisuli I, yang melalui sumber prasasti lain diinterpretasikan sebagai “Permata Wangsa Sailndra”.

            Bentuk huruf Jawa Kuna pertama kali dijumpai dalam prasasti Kayumwungan (824 TU) yang ditemukan di Karangtengah, Temanggung. Sejak saat itu hampir semua, tidak kurang dari 90% prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuna. Prasasti Kayumwungan sendiri menggunakan dua bahasa (bilingual), yaitu bahasa Melayu Kuna dan Jawa Kuna. Walaupun huruf Jawa Kuna kemudian digunakan secara meluas, akan tetapi bentuk hurufnya tidak statis dan dikembangkan dalam beberapa gaya (lihat lampiran mengenai perkembangan aksara India di Asia Tenggara).