Pemugaran Gedung eks Sarekat Islam Semarang

Gedung Eks Kantor Sarekat Islam Kota Semarang mulai dibangun pada tahun 1918 atas sumbangan dari berbagai pihak, termasuk para anggota SI Semarang. Ada suatu dugaan bahwa ”Gedung SI” baru mulai digunakan untuk rapat-rapat pada tahun 1920. Hal ini dapat diketahui ketika terjadi pemogokan buruh percetakan dan penerbitan pada bulan februari 1920, rapat-rapat untuk mengatur pemogokan sudah diselenggarakan di gedung ini.

Suatu aktivitas penting adalah kegiatan belajar-mengajar sekolah yang pernah menempati gedung ini. Selain itu, gedung digunakan untuk kantor dan berbagai kegiatan SI Semarang serta aksi organisasi-organisasi lainnya, seperti aksi buruh percetakan pada tahun 1922, aksi buruh pegadaian Tahun 1922 dan perayaan hari buruh internasional Tahun 1924. Bahkan Gedung ini berfungsi sebagai Media Pergerakan Kebangsaan sampai dengan masa revolusi (1945-1949).

Gedung yang saat ini dikelola oleh Yayasan Balai Muslimin dengan status tanah wakaf  bersetifikat hak milik No. 369 kondisi bangunan sebelum dilaksanakan pemugaran mengalami kerusakan yang cukup parah. Kerusakan terjadi hampir merata pada keseluruhan bangunan. Sebagian atap bahkan telah runtuh, terutama sisi utara, dan belakang bangunan. Selain itu, sebagian atap yang masih utuh sekarang kondisinya juga sudah melesak ke dalam dan beberapa genting telah hilang. Dahulu di bangunan ini dilengkapi dengan langit-langit yang dibuat dari anyaman bambu, akan tetapi sebagian besar telah hilang dan menyisakan sebagian kecil saja yang masih terlihat, itupun kondisinya juga sudah rusak. Beberapa tiang penopang bangunan kondisinya telah miring dan melesak. Bangunan ini disusun dengan bata berspesi semen serta diplester. Kondisi saat ini plester bangunan sisi dalam sebagian besar telah retak dan mengelupas. Berdasarkan kondisi bangunan yang memprihatinkan ini maka pada tahun 2014 dilakukan upaya pemugaran oleh BPCB Jateng dengan dana APBD Provinsi Jawa Tengah terhadap gedung eks Sarekat Islam Kota Semarang.

Maksud dan tujuan pemugaran Gedung Eks Kantor Sarekat Islam Kota Semarang adalah:

  1. Melestarikan bangunan eks Sarekat Islam (sekarang gedung Yayasan Balai Muslimin) sebagai Cagar Budaya dengan upaya pemugaran yang meliputi perbaikan, penggantian pada komponen bangunan yang mengalami kerusakan serta mengembalikan ke bentuk aslinya terutama pada bagian façade.
  2. Dengan dipugarnya bangunan ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pentingnya cagar budaya dan nilai – nilai yang dikandungnya.

Bangunan gedung eks Sarekat Islam Kota Semarang yang saat ini dikelola oleh Yayasan Balai Muslimin, secara administrasi  berlokasi di Kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang.  Secara astronomi terletak pada koordinat UTM 49 M 437406.00 E 9227997.00 S.

Gedung eks Sarekat Islam dibangun pada tahun 1981 s.d. 1920 dan saat ini telah berusia lebih dari 50 tahun. Gaya bangunan bersahaja dan fungsional sesuai kondisi dan capaian teknologi pada masanya awal abad ke-20. Bentuk bangunan mirip dengan bangunan stasiun kereta api yang dibangun pada masa tersebut.

Arti penting keberadaan bangunan eks Sarekat Islam, di gedung ini terjadi peristiwa tempat penempaan semangat kebangsaan dengan melepaskan diri dari sekat sekat perbedaan. Gedung ini juga menjadi saksi bisu atas keterkaitan dengan para tokoh pergerakan perintis kemerdekaan RI dalam rapat – rapat pergerakan. Selanjutnya, gedung eks Sarekat Islam berpotensi mendukung pengungkapan sejarah pergerakan yang dirintis Sarekat Islam dan kemudian disusul oleh perkumpulan dan partai lain.

Bangunan Gedung eks Sarekat Islam lahir dari konsep bangunan tradisional setempat yang dipecahkan dengan konstruksi modern yang sudah dikuasai teknologinya. Bangunan semacam ini tergolong langka dan  mewakili arsitektur biasa (ordinary Architecture) di antara kemewahan bangunan kolonial lainnya.

Arti penting bagi kebudayaan dalam proses pembangunannya dengan pendekatan gotong-royong. Selanjutnya bangunan tersebut juga dimaknai sebagai lambing perjuangan golongan pribumi untuk perbaikan ekonomi sekaligus perlawanan bagi mereka terhadap penjajahan.

Kondisi Eksisting

Bangunan berorientasi ke arah barat dengan façade pintu kaca berbentuk kupu tarung yang lebar serta dilengkapi dengan jendela kaca di sebelah selatan pintu. Di atas pintu dan jendela kaca tersebut terdapat lubang ventilasi yang terbuat dari kayu. Di sebelah utara pintu terdapat lubang ventilasi yang dibuat dari susunan roster. Bagian depan bangunan terdapat teras yang disangga 4 buah pilar yang di dalamnya terdapat tiang kayu berpenampang bulat.

Selain pintu depan, bagian belakang bangunan juga dilengkapi dengan pintu berbentuk kupu tarung yang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan kaca mozaik berwarna-warni. Akan tetapi kondisi pintu di bagian belakang ini sudah lapuk. Di bagian kanan dan kiri pintu tersebut terdapat lubang yang terbuat dari logam. Fungsi logam tersebut adalah untuk memasukkan balok kayu yang berfungsi sebagai penahan pintu.

Pintu dan jendela yang terpasang di dinding sisi utara dan selatan juga banyak mengalami kerusakan, daun  pintu yang terbuat dari bahan kayu banyak yang keropos, engsel lepas dan kusen-kusen sudah tidak berfungsi. Sementara beberapa jendela terbuka tanpa penutup  kaca, atau  sudah tidak berdaun pintu lagi dan bahkan terdapat bingkai jendela yang lepas dari tembok.

Atap berbentuk perisai bersusun yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian emperan, atap bagian bawah dan atap bagian atas. Di dalam laporan ini, atap emperan selanjutnya disebut atap I, atap bawah selanjutnya disebut atap II dan  atap paling atas selanjutnya disebut atap III, dari kondisi atap tersebut sehingga terkesan seperti memiliki atap tumpang. Atap III dan II ditutup dengan genteng biasa, sementara atap I telah diganti genteng pres.

Konstruksi atap terbuat dari kayu. Di antara susunan atap II dan atap III terdapat rongga ventilasi yang juga terbuat dari kayu berbentuk krepyak. Sisi dalam dari bagian atap ini dilengkapi dengan plafon/langit-langit  yang terbuat dari anyaman bambu, akan tetapi kondisi saat ini sebagian besar sudah hilang dan rusak sehingga konstruksi atapnya terlihat. Adapun data kerusakan atap meliputi :

  • Atap III telah runtuh di sisi barat dan timur dan sebagian besar genteng rusak
  • Atap II terdapat banyak genteng yang hilang
  • Atap I sisi utara runtuh dan sisi timur terdapat genteng yang hilang
  • Plafon rusak parah, hampir tidak ada yang terpasang sempurna.
  • Krepyak yang berfungsi sebagai penerangan banyak yang rusak
  • Konstruksi atap rusak, sambungan kayu banyak yang lepas

Bangunan ini secara keseluruhan terdiri dari 3 ruang dengan ruang utama berada di tengah berupa ruang luas yang disangga oleh tiang kayu berjumlah 22 buah. Terdapat 2 tipe tiang yang menyangga bangunan tersebut yaitu tiang berbentuk bulat dengan diameter (20 cm) menyangga bagian tengah bangunan terdiri dari 2 deret dan masing-masing deret terdiri dari 5 baris. Jarak antar deret bangunan 7,7 m dan jarak antar baris 4 m. Tipe tiang yang lain yaitu tiang kayu berpenampang bujur sangkar dengan lebar 24 cm. Beberapa tiang bangunan kondisinya telah miring, terutama terletak di pinggir bangunan, yaitu tiang kayu yang berbentuk kotak.

Bagian lantai bangunan dari tegel ubin dengan ukuran 20cm x 20cm yang sebagian besar sudah rusak. Tepat di bagian tengah bangunan terdapat lantai yang disusun membentuk huruf “SI” (kependekan dari Sarekat Islam). Sedangkan ruang bagian sisi selatan yang dimanfaatkan untuk PAUD, lantai ditutup dengan keramik putih berukuran 30×30 Cm.

Secara tata ruang, bangunan ini juga telah mengalami perubahan. Perubahan tersebut di antaranya terdapat bangunan tambahan di sebelah utara yang berfungsi sebagai tempat penampungan tuna netra, sedangkan sisi selatan bangunan telah mengalami modifikasi dan perubahan fungsi untuk PAUD dan Posyandu.

Di bagian tepi, bangunan dibatasi oleh dinding yang terbuat dari susunan batu bata berplester dan dicat warna putih. Setelah dilakukan penelitian terhadap perkuatan dinding, ternyata di dalam pilar-pilar tembok terdapat kayu yang sudah rapuh.  Kondisi dinding ini beberapa bagian plester terkelupas. Tembok yang miring dan di bagian belakang sudah roboh.

si

 

Pelaksanaan Pemugaran

 Pelaksanaan pekerjaan meliputi beberapa tahap. Berikut disampaikan uraian masing – masing tagapan pekerjaan :

 

1. Persiapan

  • Koordinasi dan Observasi

Sebelum mengawali pekerjaan, tim melakukan serangkaian  koordinasi khususnya dengan pengurus YABAMI selaku penguasa / pemilik bangunan untuk mendapat dukungan serta izin baik melalui persuratan ataupun rapat. Koordinasi terakhir berdasarkan pertemuan rapat yang dihadiri oleh Bp. Rifki Muslim, selaku Pembina Yabami, Bp. Suratman selaku ketua Yabami dan juga dihadiri anggota Yabami lainnya seperti Bp. Sadi Zein Noor, Bp. Hanafi dan Ibu Siti Fatimah., pihak Yabami pada dasarnya mengizinkan BPCB Jateng  untuk melaksanakan pekerjaan  teknis terkait pemugaran bangunan Eks Sarekat Islam Kota Semarang. Selanjutnya, dilakukan observasi untuk melakukan pendataan di lokasi dalam rangka persiapan.

  • Pengadaan alat dan bahan
  • Pemasangan perancah dan sarana peneduh
  • Pembersihan lokasi
  • Pendokumentasian

 

2. Pembongkaran

Sasaran dan volume pekerjaan pembongkaran adalah sebagai berikut :

  • Pembongkaran genting, krepus dan kayu reng (volume 800 m2)

Genteng dan kerpus hasil bongkaran yang masih bagus sebelum dipasang kembali dibersihkan dengan cara dicuci dengan air kemudian dikeringkan dan dicat dengan mowilex. Sementara genteng yang rusak diganti dengan genteng baru namun untuk menunjjukaan kekunaannya digunakan genteng bergaya flam.

  • Pembongkaran tembok lama (volume : 86 m2 )

Pembongkaran tembok lama dilakukan pada tembok yang sudah dalam kondisi miring dan tembok yang sebagian telah runtuh. Tembok tersebut nantinya dibangun lagi dengan bahan yang sama terutama bagian spesi dan plesteran dengan menggunakan hydrolic mortar, yaitu campuran pasir, serbuk bata merah dan gamping bakar. Untuk acian menggunakan white mortar. Sementara di bagian façade, tembok dibongkar karena dilakukan penggantian pintu.

  • Pembongkaran kolom depan ( volume 4 buah kolom)

Kolom bagian façade berpenampang bujur sangkar dari bahan tembok. Kolom tersebut merupakan kolom baru, karena menurut referensi yang ada, kolom berjumlah 10 buah berpenampang lingkaran mermotif. etelah dilakukan pembongkaran, ternyata kolom-kolom lama yeng terbuat dari bahan kayu  terdapat di dalam kolom baru. Namun kondisi kolom kayu tersebut sudah lapuk sehingga tidak dapat digunakan lagi.

  • Pengupasan plesteran dan plesteran (volume 500 m2 )

Pengupasan plesteran dilakukan hampir di semua sisi bangunan, karena dinding bangunan mengalami pelapukan. Setelah dilakukan plesteran maka dilanjutkan plester ulang dengan bahan yang sama.

  • Pemasangan tembok lama dan baru (volume 10,5 m2)
  • Penambahan tanah urug pada lantai (volume + 105 m2)

bongkar

 

3. Konservasi

  • Pembersihan dan pengupasan cat (volume 100 m2)

Pembersihan / cleaning Antara lain membersihkan kerak yang menempel pada kayu dengan cara disikat kemudian diamplas dan pengupasan cat.

Pengupasan cat dilakukan dengan cara di kerok secara manual dan kemudian diamplas 

  • Treatment kayu baru dan kayu lama (volume 226 m2)

Treatment kayu dalam hal ini adalah salah satu usaha pengawetan yang salah satunya ditujukan untuk pencegahan rayap. Pekerjaan meliputi pengolesan dengan obat anti rayap, yaitu lantrek yang dicampur minyak tanah.

  • Treatment tanah dasar lantai (volume 520 m2)
  • Bonding, amputasi dan kamuflase (volume 0,15 m2)

Melakukan pemotongan komponen kayu yang mengalami pelapukan kemudian disambung dengan bahan kayu yang sama serta kamuflase bagian kayu yang mengalami pelapukan ringan ditambal dengan bubuk kayu yang telah dicampur lem fox

  • Coating komponen kayu (volume 570 m2)

Komponen kayu yang sudah di cleaning, treatment dan kamuflase kemudian di coating dengan Mowilex agar warna kayu / tekstur kayu kelihatan alami.

kon

 

4. Rebuilding

Kegiatan ini mencakup beberapa pekerjaan sebagai berikut :

  • Perbaikan struktur bangunan (volume 360 m2)

Perbaikan struktur dilakukan pada kolom – kolom tengah, kolom – kolom samping dan balungan. Kolom samping terdapat 10 titik yang mengalami penurunan rata-rata 20 Cm. Kolom utama yang terletak di tengah terdapat 10 titik yang mengalami kemelesakan + 20 Cm. Pengangkatan struktur kolom ini menggunakan alat perancah kayu dan katrol. Pada bagian bawah kolom rata-rata menglami pelapukan. Hal ini diatasi dengan cara diamputasi pada bagian yang lapuk dan diberi perkuatan angkunr besi supaya tidak ada penurunan dan menyetabilkan kedudukan kolom, maka bagian bawah kolom diberi perkuatan cor beton.

  • Perkuatan struktur bangunan insitu (volume 20 titik)

Perkuatan konstruksi balungan yang menempel pada kolom dan kuda-kuda yang lepas pen, dipasang plat dan di baut supaya tidak lepas.

  • Pemasangan kembali komponen lama (volume 51 m2)

Pemasangan komponen lama yang dibongkar, meliputi:

  • Balungan / konstruksi pengerat, gording, mirplat
  • Usuk dan genteng
  • Perbaikan kusen pintu jendela
  • Perbaikan ventilasi atap (krepyak)
  • Pemasangan / penggantian beberapa komponen baru pengganti komponen yang rusak karena secara teknis arkeologis sudah tidak bisa lagi dipertahankan :
    • Tegel : 520    m2
    • Kayu balungan : 1,53   m3
    • usuk : 2,2     m3
    • Reng : 500    m
    • Genteng : 12,000 buah
    • Krepus : 150    buah
    • Listplang : 0,64   m3
    • Plesteran hydrolic mortar : 500    m2
  • Blandar atap III
  • Mirplat
  • Blandar emperan / teras
  • Tiang teras dan dinding teras
  • Pengerat atap I
  • Gording
  • Lubang angin-angin / ventilasi krepyak
  • Plafon atap III
  • Plafon dari anyaman bambu
  • Pelipit plafon
  • Kusen pintu dan daun pintu
  • Kusen jendela dan daun jendela
  • Kaca jendela
  • Kasa / strimin bouven
  • Slot, grendel, hak pintu dan jendela
  • Pemasangan pagar
  • Penambahan urug pasir pada bagian bawah lantai (volume 52 m3)
  • Normalisasi drainage (volume 32 m)
  • Papan langit-langit (volume 0,7 m3)
  • Pemasangan langit-langit anyaman bambu (volume 720 m2)
  • Pemasangan pelipit langit-langit (volume 1,71 m3)

 

5. Finishing

  • Pengecatan tembok (volume 500 m2)
  • Pengecatan lisplang, daun pintu, daun jendela, pelipit langit-langit (volume 340 m2)
  • Pengecatan genting (800 m2)
  • Coating kayu (volume 570 m2)
  • Coating langit-langit (volume 720 m2)
  • Pendokumentasian (volume 1 paket)

 

re

 

 

 

Pemugaran bangunan eks Sarekat Islam Kota Semarang telah selesai. Menimbang adanya beberapa rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Kota Semarang maka dalam penerapan pemugarannya mengacu pada rekomendasi tersebut yaitu :

  • Dikembalikan pada kondisi sebelum rusak dan mengacu pada bentuk sebagaimana terlihat seperti balai dengan façade bergaya rumah perkebunan dari masa pergantian abad ke -20.
  • Bahan bangunan yang digunakan disesuaikan dengan yang digunakan pada bahan bangunan aslinya
  • Mempertimbangkan penyelamatan bangunan dari bencana alam terutama banjir, rob, dengan memungkinkan peninggian. Hal ini diterapkan pada bangunan eks Sarekat Islam khusunya pada bagian lantai bangunan dalam pemugaran ini dinaikkan 20 cm.

Selanjutnya dengan terselesaikannya kegiatan pemugaran bangunan gedung eks Sarekat Islam Kota Semarang ini disampaikan rekomendasi sebagai berikut :

  • Pihak pemilik / pengelola berkewajiban untuk melakukan perawatan terhadap bangunan eks Sarekat Islam (sekarang dikenal dengan gedung YABAMI) mengingat bangunan tersebut sudah masuk dalam kategori cagar budaya yang dilindungi keberadaannya oleh UU RI No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.
  • Bangunan gedung dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial, budaya, dan pendidikan.

br