You are currently viewing Pemugaran Candi Induk Sewu, Pemugaran (bagian 4), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Pemugaran Candi Induk Sewu, Pemugaran (bagian 4), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah sampai saat terus menerbitkan buku bertema Cagar Budaya. Beberapa buku yang telah diterbitkan merupakan buku yang cukup sering digunakan untuk referensi guna melakukan tindakan pelestarian suatu cagar budaya. Buku-buku ini sering disebut sebagai buku “Babon” karena sangat memegang peranan penting. Salah satu buku “Babon” ini adalah Buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Adapun tim penulis buku ini adalah Penasehat/editor : IGN Anom, Penanggung Jawab : Tri Hatmaji, Tim Penyusun terdiri dari Ketua : Kusen, Anggota : I Made Kusumajaya, Gutomo, Rusmulia Ciptadi H, Murdjijono, Sudarno, dan Suhardi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah 1991- 1992. Untuk lebih memudahkan akses masyarakat untuk dapat membaca buku ini, laman ini akan menampilkan bagian per bagian dari buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya.

Pengumpulan Data Ukuran
Sebelum pengukuran denah maupun ketinggian unsur- unsur bangunan dilaksanakan, terlebih dahulu dibuat tata letak untuk seluruh kompleks Candi Sewu. Tata letak tersebut dibuat berdasarkan sistem koordinat. Titik 0.0 yang merupakan perpotongan sumbu x (absis) dan sumbu y (ordinat) di letakkan di sebelah barat daya sudut barat daya pagar halaman kedua untuk menghindarkan harga negatif dalam perhitungan koordinat bangunan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan atau membuat titik titik poligon sebagai titik bantu dalam menentukan koordinat serta ketinggian bangunan yang di ukur. Kedudukan masing- masing poligon dari sumbu x dan y serta ketinggiannya (z) sudah diukur dan di tetapkan. Polygon dibuat permanen dari batang besi yang dibungkus beton cor dan ditanam kuat- kuat agar tidak mudah bergeser dari posisinya.

Mengingat luasnya kompleks, maka digunakan dua macam polygone yaitu polygone luar dan polygone dalam. Polygone luar berjumah 16 buah yang ditempatkan berkeliling di antara pagar halaman kedua dengan candi perwara deret IV. Polygone dalam berjumlah 8 buah yang ditempatkan berkeliling di antara pagar halaman pertama dengan candi perwara deret 1. Penempatan titik- titik polygone ini pada lokasi yang dipandang akan memudahkan pelaksanaan pengukuran bangunan di seluruh kompleks (gb.no.2). banyaknya polygone selain untuk memudahkan pelaksanaan pengukuran juga untuk tujuan pengamanan ketepatan kedudukan titiktitik kontrol itu sendiri. Jika karena sebab tertentu ada polygone yang rusak atau bergeser pada tempatnya, kedudukannya dapat dikoreksi melalui polygone yang masih baik posisinya.