You are currently viewing Menebak-nebak Letak Keraton Kasultanan Demak

Menebak-nebak Letak Keraton Kasultanan Demak

Telah banyak masarakat yang mengetahui bahwa di Kabupaten Demak terdapat bangunan Cagar Budaya yang begitu megah dan masih berfungsi sampai sekarang. Bangunan tersebut adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini merupakan masjid tinggalan Kesultanan Demak. Sebagai pusat pemerintahan, biasanya Kesultanan mempunyai beberapa komponen antara lain alun-alun, masjid, keraton dan pemukiman. Beberapa komponen masih tersisa sampai sekarang antara lain masjid, alun-alun dan pemukiman.

Mengenai keberadaan Keraton Kasultanan sendiri sampai saat ini masih belum terungkap. Hal ini dikarenakan tidak ada bukti-bukti fisik yang dapat menjelaskan lokasi keraton. Diperkirakan bangunan keraton ini merupakan bangunan kayu dan telah rusak.

Kemungkinan yang paling mendekati tentang lokasi keraton adalah di sekitar Masjid Agung Demak. Di sekitar masjid terdapat nama-nama tempat seperti Sitinggil, Pungkuran, Bentengan dan lain-lain. Hal seperti ini masih dapat kita lihat juga di Kasultanan-Kasultanan atau Kadipaten lain di Jawa dimana masjid, alun-alun, pasar, penjara, pengadilan dan pendopo merupakan satu komplek yang tidak terpisahkan.

Di Demak, bukti yang masih ada disampig masjid Agung Demak beberapa nama kampung di sekitar Desa Gelagah Wangi, seputar Kampung Tuntang mengambil beberapa toponim yang sesuai dengan kondisi saat itu antara lain Betengan (benteng), Domenggalan (Manggala Yudha), Beguron (tempat guru-guru agama), Sempal Wadak (tempat raja, Sorogenen (tempat pembuatan senjata). Sesuai peta Kota Demak, lokasi Desa Glagah Wangi berada dilingkungan kampung Tuntang tepatnya Pecinan sampai SMP Negeri 2 Demak.

Glagah Wangi merupakan lokasi yang dianggap sebagai letak Keraton Kerajaan Demak yang luasnya mempunyai batas sebelah timur sampai Tanggul Tuntang, sebelah barat sampai masjid dan sekitarnya, sebelah selatan sampai SMP Negeri 2 dan sebelah utara sampai Pecinan dan Kabupaten.