You are currently viewing Kompleks Rumah Dinas Walikota Salatiga, Banguan Dua Rasa

Kompleks Rumah Dinas Walikota Salatiga, Banguan Dua Rasa

Kota Salatiga melalui perjalanan panjang pada masa lalu. Berawal dari wilayah dengan pemerintahan tradisional sampai dengan menjadi kota modern. Kota modern di awali masuknya Belanda. Fakta diatas menjadikan Kota Salatiga kaya akan tinggalan bangunan lama yang sangat potensial menjadi cagar budaya. Bangunan-bangunan ini menjadi wajah Kota Salatiga karena terletak di wialayah-wilayah strategis.

Bangunan-bangunan yang ada di Kota Salatiga terbagi menjadi beberapa jenis antara lain bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, militer, dan rumah penduduk. Berdasarkan hasil inventarisasi yang pernah dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, bangunan rumah penduduk merupakan bangunan yang paling banyak di Kota Salatiga.

Salah satu bangunan yang cukup unik adalah Kompleks Rumah Dinas Walikota Salatiga. Bangunan ini unik karena gayanya mencampurkan antara gaya bangunan tradisional dan gaya kolonial. Kompleks bangunan yang berlokasi di Jl. Diponegoro I Salatiga berasal dari abad XIX. Ciri khas bangunan tradisional dapat diamati dari keberadaan kuncungan atau atau kontruksi kayu di bagian depan sedangkan ciri khas kolonial terlihat dari kunstruksi tembok dan kolom-kolom besar.

Bangunan yang pada masa pemerintahan kolonial Belanda difungsikan untuk rumah dinas asisten residen Salatiga ini dalam kondisi terawat. Arsitektur campuran ini memperkaya pengetahuan kita tentang bangunan kolonial di Kota Salatiga. Penentuan letak juga menegaskan sebuah konsep keruangan sebuah kota modern.