You are currently viewing Kisah Hidup Para Dewa-Dewi Hindu

Kisah Hidup Para Dewa-Dewi Hindu

Mitologi menurut KBBI berarti ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Sering kita dengar kisah-kisah tentang mitologi dewa-dewi Yunani. Kisah para titan, kehebatan Zeus, keangkuhan Medusa, beberapa dari kisah mitologi Yunani yang sering terdengar. Kisah-kisah tersebut bahkan sampai dibukukan atau difilmkan oleh beberapa produser. Namun, bagaimana dengan mitologi India? Kisah tentang kelahiran Ganesha, Kehebatan Wisnu dengan avataranya. Kisah tersebut tidak kalah hebatnya dengan mitologi dewa dewi Yunani.

Salah satu negara yang memberikan pengaruh terbesar di Nusantara adalah India. Nusantara mengalami masa kerajaan Hindu Buddha pada abad ke 4-15 masehi. Hal tersebut terlihat dari tinggalan-tinggalannya seperti arca, dan kisah-kisah pada wayang. Tinggalan ini membuktikan adanya pengaruh dari India yang cukup besar sehingga berdiri banyak sekali kerajaan Hindu Buddha di Nusantara pada masa itu. Salah satu tinggalan yang menarik untuk ditelaah adalah arca dewa-dewi.

Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja dewa-dewi. Arca peninggalan masa Hindu Buddha menjadi menarik karena merupakan bukti pemujaan masyarakat masa lalu. Bahkan sering sekali arca yang sudah ditinggalkan beratus-ratus tahun ditemukan dalam keadaan yang masih baik. Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa arca merupakan personifikasi dari dewa yang akan dipuja. Setiap dewa memiliki kisahnya sendiri yang amat menarik untuk diketahui. Pada artikel ini akan menceritakan tentang kisah mitologi beberapa arca yang sering ditemukan.

Arca Dwarapala sering dijumpai di pintu-pintu gerbang masuk candi. Arca Dwarapala sering digambarkan sebagai sosok raksasa yang berwajah seram, bertaring dan membawa gada. Dikisahkan Dwarapala dulunya adalah sesosok raksasa yang gemar memakan daging manusia. Namun ia berhasil disadarkan oleh sang Buddha. Setelah disadarkan, Buddha memberi tugas kepada Dwarapala untuk menjaga pintu bangunan suci. Itulah sebabnya mengapa hampir di setiap pintu candi ditemukan arca Dwarapala berjumlah satu atau dua.

Selanjutnya kisah tentang arca berbentuk manusia berkepala gajah yang biasa digambarkan dengan posisi duduk bersila, Ganesha. Ganesha adalah anak dari dewa Siwa dan dewi Parwati. Ada dua versi cerita tentang alasan Ganesha berkepala gajah. Suatu ketika Parwati sedang mandi dan menggosok tubuhnya, dari sisa gosokan tersebut berubah menjadi seorang anak. Parwati merasa senang karena akhirnya memiliki seorang anak. Ketika Siwa pulang dari tapa bratanya, ia kaget melihat seorang anak kecil dan tidak tahu bawa anak itu adalah anaknya. Segera Siwa menebas kepala anak itu. Melihat kejadian tersebut, Parwati marah dan sedih lalu meminta agar Siwa segera menghidupkan anak itu kembali. Ketika Siwa sedang bingung, ada sekelompok pasukan gajah yang lewat didepannya. Melihat hal tersebut, Siwa mengambil salah satu kepala dari pasukan gajah itu dan memberikan ke tubuh anak tadi sehingga ia hidup kembali. Kisah selanjutnya adalah, kala itu Parwati sedang hamil dan sedang duduk berdua dengan Siwa. Kemudian ada pasukan Airavata, pasukan gajah milik dewa Indra lewat dan membuat Parwati kaget dan takut. Ketika anaknya lahir, kepala anak tersebut berbentuk gajah.

Parwati memiliki beberapa wujud, salah satunya adalah ketika ia menjadi Durga. Penggambaran Durga dalam bentuk arca sering ditemukan bertangan 8 atau lebih membawa senjata di setiap tangannya dan berdiri di atas lembu. Ia sering digambarkan dengan wahananya, seekor singa. Dikisahkan sesosok asura bernama Mahisa yang teramat kuat sedang menyerang kahyangan. Tidak ada dewa yang mampu mengalahkan asura ini. Kemudian para dewa menghimpun kekuatan menjadi seorang dewi bernama Durga. Lalu Durga diberi senjata oleh para dewa untuk melawan Mahisa. Singkat cerita Mahisa akhirnya kalah di tangan Durga. Lembu yang diinjak dewi Durga adalah penggambaran Mahisa yang menjelma menjadi seekor lembu.

Dewa selanjutnya yang menarik untuk diceritakan adalah Siwa. Dalam agama Hindu di Nusantara, Siwa sering ditemui sebagai dewa tertinggi. Ia biasa dilambangkan sebagai lingga atau terkadang juga ditemukan arca Siwa. Salah satu cerita tentang kelahiran Siwa adalah waktu itu dewa Brahma sedang bertapa untuk mendapat anak yang menyerupai dirinya. Kemudian muncullah seorang anak yang menangis di pangkuan dewa Brahma. Ketika Brahma bertanya mengapa ia menangis, si anak menjawab bahwa ia meminta sebuah nama. Pertama Brahma memberi nama Rudra namun ia terus menangis. Kejadian ini terus berulang hingga Brahma memberi tujuh nama. Nama-nama ini yang menjadi aspek Siwa nantinya.

Seperti yang diketahui, arca merupakan personifikasi dari dewa-dewi Hindu yang akan dipuja. Hal yang menarik adalah dewa-dewi ini memiliki kisah yang menarik untuk ditelaah. Banyak kisah-kisah lain yang mengandung nilai moral yang dapat kita terapkan di kehidupan kita saat ini.

Tulisan dan foto oleh Desfira Ramadhania Rousthesa (Mahasiswa Magang Sarjana Arkeologi UI)