You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Pada Masa Klasik (11)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Pada Masa Klasik (11)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Bangunan utama di Candi Sukuh ini juga berdiri di terasketiga, dan berbentuk menyerupai piramida terpancung dari susunan balok-balok batu. Di teras yang sama juga terdapat batur dengan “obelisk” berelief adegan cerita Garudeya dan miniatur candi. Berdasarkan prasasti-prassati yang ditemukan di situs ini, dapat disimpulkan bahwa Candi Sukuh dibangun pada pertengahan abad XV TU, namun siapa pemabnunnya belum jelas benar. Berdasarkan data arkeologis yang jelas bahwa Candi Sukuh dahulu berfungsi sebagai tempat pemujaan roh leluhur. Selain itu juga tempat upacara memohon kesuburan.

Candi Ceto yang berada dalam satu wilayah administratif dengan Candi Sukuh, juga mempunyai susunan bangunan yang mirip, yaitu berbentuk teras berundak 13, makin ke belakang makin tinggi, di sini juga terdapat jalan batu yang membelah teras menjadi dua. Di teras-terasnya terdapat arca-arca, struktur batu (mungkin bekas lantai bangunan), bangunan mirip candi yang masif, relief-relief, dan umpak-umpak batu. Atas dasar berbagai data yang ada, diduga fungsi Candi Ceto dahulu sama dengan Candi Sukuh. Sayng, bahwa sejak beberapa belas tahun terakhir ini Candi Ceto mengalami intervensi dari pihak-pihak yang tidak mengindahkan peraturan-peraturan pelestarian warisan budaya, sehingga terjadi pencemaran terhadap lingkungan budaya di Candi Ceto. Padahal penelitian yang sudah dilakukan tentang candi tersebut belum memadai.