You are currently viewing Goa Seplawan Purworejo, Bukti Pemanfaatan Alam Oleh Nenek Moyang

Goa Seplawan Purworejo, Bukti Pemanfaatan Alam Oleh Nenek Moyang

Nenek moyang kita pada masa klasik tidak saja membangun candi sebagai tempat pemujaan. Mereka juga memanfaatkan potensi alam yang ada. Beberapa potensi ini mereka modifikasi sebagai tempat pemujaan. Salah satu potensi ini adalah keberadaan gua-gua bentukan alam.

Daerah yang dapat menunjukkan gejala ini salah satunya di Kabupaten Purworejo tepatnya di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Terdapat sebuah gua yang dinamai Gua Seplawan oleh masyarakat. Indikasi Gua ini dijadikan tempat pemujaan adalah keberadaan arca emas Siwa-Parwati. Arca ini cukup mempunyai arti penting, sehingga pada era 1970 an arca ini dipindah ke Museum Nasional dan disimpan sampai sekarang.

Dari segi bahan, arca Siwa-Parwati yang ditemukan di Gua Seplawan, Purworejo ini paling istimewa, karena dibuat dari bahan logam emas. Arca dan padmasana-nya terbuat dari emas, akan tetapi lapiknya dai perak. Siwa dan Parwati digambarkan berdiri di atas padmasana dengan sikap samabhanga. Keduanya digambarkan dengan dua tangan. Satu tangan masing-masing saling berpegangan, sedangkan satu tangan yang lainnya menampilkan sikap waradamudra. Pakaian masing-masing berupa kain, diikat dengan katisutra dan sampul yang disimpulkan di belakang sehingga membentuk seperti kelopak bunga. Perhiasan yang dikenakan Siwa terdiri atas jatamakutakundalaharakeyurakangkhana, udarabhanda, dan katisutra. Perhiasan yang sama juga dikenakan Parwati, perbedaannya hanya terletak pada pakian yang dikenakan.

Arca Siwa-Parwati Seplawan digambarkan dengan prabha lidah api. Masing-masing arca dinaungi chattra. Prabha dan chattra dibuat terpisah dengan arcanya, dan disatukan dengan teknik patri atau casting-on. Dengan demikian keberadaan arca ini tidak hanya memberikan informasi tentang ritual keagamaan Hindhu, melainkan juga memperkaya pengetahuan tentang teknik pembuatan arca pada masa Jawa Tengah Klasik yaitu sekitar abad ke 9-10 Masehi.