You are currently viewing Eksistensi Seni Kriya, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Eksistensi Seni Kriya, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Munculnya seni kriya tidak dapat diketahui dengan pasti, akan tetapi dapat diasumsikan keberadaannya muncul bersamaan dengan munculnya manusia itu sendiri. Asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam kehidupannya, manusia selalu menciptakan sarana atau perlengkapan untuk memnuhi kebutuhannya. Penciptaan sarana atau perlengkapan yang dimaksud tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Berarti, secara garis besar dapat dikatakan bahwa kebutuhan manusia akan sarana atau perlengkapan hidup berkembang dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Tingkat pemilihan dan penggunaan bahan mentah pun mengalami dinamika, dinilai dari bahan yang tersedia dosekitarnya dan digunakan secara langsung ( misalnya batu, kayu, dan tanah liat), kemudian meningkat pada penggunaan bahan yang harus didatangkan dari tempat lain. Bahkan pada tingkat yang lebih kompleks, bahan mentah yang digunakan untuk seni kriya harus diolah terlebih dahulu (misalnya biji logam, kaca, fiberglas, resin, dsb)

Disamping disiplin arkeologi, eksistensi seni kriya dapat ditelusuri melalui peningkatan arkeologis yang bersifat artefaktural. Akan tetapi tidak semua bahan kriya dapat tahan lama, sehingga data artefaktural tidak ditemukan lagi pada saat sekarang. Jika terjadi kasus seperti ini, bukti lain secara tidak langsung mungkin dapat pula menujukan keberadaan hasil kriya tertentu, misalnya tera tenun pada pecahan gerabah dapat membuktikan keberadaan kain tenun pada waktu itu, walaupun artefak tenunnya sendiri sudah tidak ada.

Melalui hasil kriya (artefak) dapat diungkapkan dinamika penggunaan bahan mentah, perkembangan teknologi, fungsi, berikut perubahan fungsi sebuah karya kriya. Berikut ini adalah berbagai jenis seni kriya yang dapat ditelusuri melalui peninggalan arkeologis yang ditemukan di wilayah jawa tengah.