You are currently viewing Cerita di Balik Penemuan Cagar Budaya

Cerita di Balik Penemuan Cagar Budaya

Pagi hari itu, saat penduduk Desa Mantingan akan mulai aktivitasnya untuk menggarap sawah, salah seorang penduduk seperti biasa menyusuri pematang sawahnya. Namun alangkah terkejutnya ketika terdapat tumpukan jerami yang menghalangi langkahnya. Setelah dibuka jerami itu ternyata adalah sebuah batu berukir dalam istilah arkeologi disebut sebagai makara.

Peristiwa tersebut terjadi tanggal 31 Maret 2009 dan pada hari itu juga Kartini Suharto (pemilik sawah) segera melapor ke pihak Kelurahan dan dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang. Berita tersebut kemudian disampaikan ke kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dan segera ditindaklanjuti tim BPCB Jateng.

Berdasarkan pengamatan di lokasi temuan, keberadaan makara yang ditutupi jerami yang berada di pematang sawah tersebut kemungkinan makara yang akan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Selain makara di persawahan tersebut, tidak jauh dari lokasi tepatnya 100 meter ke arah barat juga di temukan makara yang berada di aliran sungai kecil. Temuan makara ini bentuknya lebih utuh dari temuan makara sebelumnya. Diketahui bahwa makara yang ditemukan di aliran sungai ini akibat dari erosi dinding sungai sehingga makara jatuh ke tengah sungai. Makara ini dapat dikatakan lebih menarik karena merupakan unfinish makara karena masih dalam taraf pembentukan pola.

Pada waktu tim mendata kedua temuan makara tersebut, saat itu juga tim mendapat laporan bahwa di rumah Rahmat Mardi yang juga merupakan penduduk Desa Mantingan, telah lama menyimpan sebuah makara. Tanpa menunggu lama tim segera menuju rumahnya, dan memang benar terdapat makara dengan bentuk yang masih utuh dan lengkap. Menurut penemu, makara ditemukan tahun 2005 saat sedang membangun pondasi rumahnya.

Setelah tim mendata ketiga makara tersebut, kemudian tim titipkan sementara makara tersebut kepada pihak Kelurahan sebagai langkah pengamanan semetara dengan dibuat berita acara penitipan cagar budaya.

Dari hasil deskripsi, diketahui bahwa ketiga makara tersebut masing-masing memiliki ciri-ciri yang berbeda. Hal ini menjadi menarik apakah ketiga makara tersebut berasal dari tiga buah bangunan yang berbeda. Selain itu pula sekitar 150 meter ke arah selatan dari temuan makara terdapat bukit kecil yang setalah ditinjau terdapat sekitar 7 buah umpak berbentuk segi delapan dengan diameter 90 cm dengan posisi terpncar-pencar. Dari data-data tersebut di atas kiranya sangat menarik untuk dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam.

Mengingat pentingnya temuan ketiga makara, maka dilakukan langkah penyelamatan dan pengamanan dari BPCB Jawa Tengah pada awal Agustus 2009. Ketiga makara kami bawa dan disimpan di Kantor BPCB Jawa Tengah untuk ditindaklanjuti dengan pemberian Imbalan Jasa Kepada penemu.

Dari perjalanan kisah temuan makara ini sangatlah membanggakan bahwa apresiasi masyarakat terhadap pelestarian cagar budaya di wilayah Magelang pada khususnya adalah sangat besar.

Ditulis oleh : Junawan Muhammad