You are currently viewing Candi Sukuh, Sebuah Bukti Ketahanan Budaya

Candi Sukuh, Sebuah Bukti Ketahanan Budaya

Candi Sukuh yang dibangun pada abad XV merupakan candi yang berlatar belakang agama Hindu. Latar keagamaan candi ini sangat jelas tergambar melalui perlambang lingga-yoni dan mitologi-mitologi Hindu yang dipahatkan pada relief dan arca-arcanya. Agama Hindu merupakan kebudayaan yang berasal dari India yang kemudian menyebar sampai ke Jawa.

Walaupun Candi Sukuh berlatar agama Hindu,  namun konsep-konsep kebudayaan asli Indonesia sangatlah kental. Hal ini ditunjukkan salah satunya dari letak bangunan candi yang berada di dataran tinggi/gunung. Gunung diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa oleh masyarakat Jawa masa lalu. Di samping itu, gunung juga diyakini sebagai tempat nenek moyang mereka. Terdapat juga kepercayaan bahwa terdapat kehidupan setelah mati. Mereka yang sudah mati diyakini masih turut menjaga mereka dan desa mereka dari bahaya dan bencana. Para nenek moyang ini bertempat di puncak-puncak gunung. Gunung kemudian diyakini sebagai tempat sakral tempat bersemayamnya para dewa dan roh nenek moyang. Kepercayaan ini merupakan hasil kebudayaan lokal yang berasal sejak masa prasejarah.

Ciri kebudayaan asli Indonesia juga di tunjukkan dari kompleks candi yang tersusun dari beberapa teras bertingkat dan bentuk arsitektur candi utama menyerupai piramida terpancung. Halaman yang merupakan teras bertingkat ini merupakan ciri khas budaya Indonesia asli jaman prasejarah yaitu punden berundak.

Candi Sukuh merupakan sebuah bukti bahwa pada masa klasik Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya global yang berasal dari India tetap memunculkan budaya asli Indonesia. Kemunculan pengaruh kepercayaan Indonesia asli ini tidak menghilangkan peran kebudayaan Hindu yang telah ada dan akhirnya menjadi sebuah produk kebudayaan luhur yang saling melengkapi.