You are currently viewing Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya, Letak dan Lingkungan (Bagian 2)

Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya, Letak dan Lingkungan (Bagian 2)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah sampai saat terus menerbitkan buku bertema Cagar Budaya. Beberapa buku yang telah diterbitkan merupakan buku yang cukup sering digunakan untuk referensi guna melakukan tindakan pelestarian suatu cagar budaya. Buku-buku ini sering disebut sebagai buku “Babon” karena sangat memegang peranan penting. Salah satu buku “Babon” ini adalah Buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Adapun tim penulis buku ini adalah Penasehat/editor : IGN Anom, Penanggung Jawab : Tri Hatmaji, Tim Penyusun terdiri dari Ketua : Kusen, Anggota : I Made Kusumajaya, Gutomo, Rusmulia Ciptadi H, Murdjijono, Sudarno, dan Suhardi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah 1991- 1992. Untuk lebih memudahkan akses masyarakat untuk dapat membaca buku ini, laman ini akan menampilkan bagian per bagian dari buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya.

Di Sekitar Candi Sewu terdapat candi candi lain baik yang berlatar belakang agama Buddha maupun Hindu. Di sebelah utara dalam jarak kurang lebih 250 meter dari Candi Sewu terdapat reruntuhan candi yang oleh penduduk disebut candi lor. Di sebelah timur dalam jarak sekitar 300 meter terdapat candi gana atau candi asu, dan lebih ke timur lagi dalam jarak kurang lebih 1,5 km terdapat kompleks candi Plaosan. Di sebelah selatan Candi Sewu berturut turut terdapat candi Bubrah, candi lumbung dan candi Prambanan. Jarak Candi Sewu dengan candi Prambanan sekitar 1,5 km. Di sebelah barat daya kurang lebih 300 meter dari Candi Sewu terdapat candi kulon.

Diantara candi – candi tersebut yang jelas diketahui latar belakang agama Buddha seperti halnya Candi Sewu, candi bubrah, candi lumbung, dan candi Plaosan; yang berlatar belakang agama Hindu candi Prambanan; sedang candi- candi yang lain tidak jelas latar belakang agamanya karena dari reruntuhan yang tersisa tidak ditemukan petunjuk yang dapat dipakai sebagai dasar identifikasi.

Disamping candi- candi yang sudah di sebut diatas, khususnya di atas dan disekitar perbukitan ratu boko yang terletak kurang lebih 3,5 km di selatan Candi Sewu serta di sebelah barat sungai opak terdapat peninggalan kuno lainnya. Peninggalan kuno yang terletak di atas perbukitan ratu boko antara lain Kompleks Keraton Ratu Boko, Candi Miri, Candi Ijo, Candi Dawangsari, Dan Candi Barong atau Candi Sari Sorogedug. Peninggalan yang terdapat di sekitar perbukitan ratu boko antara lain Candi Sojiwan, Candi Banyunibo, dan candi Singo. Sedang candi yang terdapat di sebelah barat sungai opak antara lain Candi Sari dan Candi Kalasan. Berlatar belakang agama Buddha sedang yang lain berlatar belakang agama Hindu. Khusus untuk kompleks keraton ratu boko, didalamnya terdapat peninggalan agama Buddha dan Hindu sekaligus.

Uraian di atas cukup memberi gambaran betapa banyaknya peninggalan purbakala di sekitar Candi Sewu. Peninggalan-peninggalan tersebut berasal dari abad VIII – X Masehi yaitu dari masa kejayaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pada zamannya, Candi Sewu dan daerah di sekitarnya merupakan wilayah kerajaan Mataram Kuno yang sangat penting.