Candi Lawang

Candi lawang 2

Candi Lawang terletak di Dusun Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang memiliki bentang alam berbukit dengan hawa dingin. Berada di lereng timur Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 932 meter di atas permukaan laut. Secara astronomis berada di 07°31’24,1” LS dan 110°1’10,4” BT. Candi Lawang berada di atas tanah seluas lebih kurang 500 m2 berbatasan tebing di sisi utara dan timur dengan kemiringan 80°.

Kompleks Candi Lawang dari sisi keutuhan bentuk memang belum dapat menyamai kemegahan yang terdapat di kompleks candi lainnya. Namun demikian, hal itu justru merupakan tantangan untuk mengangkat potensi Kompleks Candi Lawang dalam konteks ilmu pengetahuan dan aspek potensial lainnya, termasuk di dalamnya potensi wisata budaya dan wisata minat khusus. Pelestarian dalam bentuk pemugaran harus segera dilakukan mengingat aspek manfaat berupa keletakannya yang berada di jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB) dan pencegahan kerusakan lebih lanjut karena lingkungan candi yang berada di tengah pemukiman penduduk.

Bangunan Candi Lawang diperkirakan didirikan sekitar abad IX-X Masehi, berdasar pada perbingkaian bagian kaki candi yang merupakan ciri khas profil Jawa Tengah. Terdiri dari pelipit rata, sisi genta (ojief), dan belah rotan (halfround). Dasar lain yang mendukung perkiraan masa pendirian candi adalah inskiripsi yang terdapat di ambang pintu sisi kiri atau selatan. Huruf yang dipakai adalah aksara Jawa Kuna yang banyak digunakan dan berkembang pada masa tersebut. Candi dibangun pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuna di bawah pemerintahan raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu.

Candi Lawang merupakan kompleks candi yang terdiri dari satu bangunan induk, dan lima bangunan perwara yang mengapit di kanan kiri dan menghadap bangunan utama. Denah bangunan di kompleks ini dapat diketahui dari bentuk pondasi yang masih dapat ditemui, namun bagian kaki, tubuh, dan atap sudah tidak terlihat lagi.

Bangunan Induk

Berukuran 6,43×6,5meter dengan arah hadap barat. Terdapat sumuran di pusat bangunan yang berukuran 0,82×0,90meter dengan kedalaman 2,72meter. Bangunan induk yang ditemukan saat ini hanya bagian pondasi, kaki, bagian tangga masuk, dan sebagian kecil tubuh candi, itupun banyak bagian yang tidak lengkap. Hanya bentuk pintu yang masih terlihat.

Pada bagian kiri pintu terdapat inskripsi yang dibaca : ju thi ka la ma sa tka dengan keadaan yang sudah aus sehingga agak samar. Selain inskripsi, bangunan induk memiliki ragam hias motif kertas tempel benbentuk belah ketupat dengan ceplok bungan di bagian tengah bidang tersebut. Selain motif tersebut, terdapat motif untaian bunga dan diantara untaian tersebut terdapat manik-manik dan motif daun. Di atas bagian berhias tersebut menonjol keluar dengan dihias antefik sudut dan antefik tengah yang berhias motif flora. Namun banyak terdapat antefik yang masih polos tanpa motif hias.

Bangunan induk memiliki tangga masuk yang diapit pipi tangga polos tanpa motif hias yang biasanya terdapat makara di ujungnya, namun batu-batu bagian tersebut masih polos. Batu-batu bagian tangga sudah tidak lengkap.

Perwara I

Bangunan berada di depan candi induk yang berhadapan dengan bangunan induk atau menghadap timur . Denah bangunan berbentuk persegi panjang memanjang utara-selatan dengan ikuran 12,3×3,2meter. Bangunan ini cukup unik karena berdenah persegi panjang terdapat tiga pondasi tangga masuk. Hanya tersisa bagian pondasi, sedangkan kaki, tubuh, maupun atap sudah tidak ada lagi. Tangga masuk di sisi kanan berukuran 109x140cm, sisi tengah berukuran 170x110cm, sedangkan sisi kiri karena kondisinya rusak tidak dapat diukur. Saat ini hanya tumpukan batu yang ada di atas denah tersebut. Terdapat batu bagian tubuh, batu bagian kemuncak, dan altar atau dudukan arca yang berbentuk persegi dengan hiasan padma di sekeliling bagian atasnya.

Perwara II

Bangunan terletak di samping kanan bangunan induk atau di sebelah utara bangunan induk. Pondasi bangunan berukuran 3,32×3,33meter. Tidak ditemukan lagi bagian kaki, tubuh, maupun atap bangunan. Saat ini terdapat tumpukan batu dan sebuah yoni yang berada di atas pondasi bangunan. Yoni berukuran bagian bawah 86x86cm, bagian atas 75x75cm dengan tinggi 89cm. Terdapat cerat berukuran panjang 36cm dengan lebar 24cm. Lubang yoni berukuran 26x26cm dengan kedalaman 45cm. Tidak ada motif hias atau dekorasi apapun pada yoni tersebut.

Perwara III

Bangunan terletak di samping kiri bangunan induk atau di sebelah selatan bangunan induk. Pondasi bangunan berukuran 3,35×3,25meter dengan tangga masuk berukuran 157x106cm. Tidak ditemukan lagi bagian kaki, tubuh, maupun atap bangunan. Saat ini terdapat tumpukan batu di atas pondasi bangunan.

Selain keempat bangunan tersebut, masih terdapat satu bangunan perwara di belakang bangunan induk, namun perlu penelitian lebih lanjut karena denahnya tidak terlihat. Kompleks Candi Lawang dikelilingi pagar batu yang diperkirakan berukuran 25,70×25,70meter namun masih terpendam di dalam tanah. Jarak antara bangunan induk dengan pagar 12,85meter. Pagar sisi barat berada di luar pagar pembatas yang terbuat dari kawat berduri dan tanaman perdu, sedangkan pagar sisi timur berada di bawah pos jaga. Pagar sisi utara tidak ditemukan karena terdapat tebing dan dimungkinkan sudah hilang, sedangkan pagar bagian selatan dimungkinkan berada di bawah rumah Bapak Suyatno, berdasar pada jarak antara bangunan induk dan pagar adalah 12,85 meter.