You are currently viewing Candi Cetha, Peninggalan Lereng Barat Gunung Lawu

Candi Cetha, Peninggalan Lereng Barat Gunung Lawu

Candi di Lereng Barat Gunung Lawu lain yang menggambarkan konsep Megalitik pada masa Klasik adalah Candi Cetha. Berdasarkan data dari tahun 1928, Candi Cetha memiliki tiga belas teras, teras terendah berada di sebelah barat dan naik menuju ke arah timur dengan candi induk di teras teratas. Akan tetapi, pemugaran yang dilakukan pada tahun 1978 yang tidak sesuai dengan metode pemugaran mengakibatkan teras yang ada tinggal sembilan. Pada teras keempat terdapat jajaran relief, di antaranya mengisahkan cerita Cuddhamala. Di teras keenam terdapat arca penjaga dan Bhima, selain itu terdapat phallus dengan dua bola. Pada teras ketujuh, terdapat phallus dari susunan batu sepanjang dua meter, terletak di depan kura-kura besar. Di antara kura-kura dan phallus terdapat bentuk bulat berhiaskan sinar matahari.

Pada teras VII Candi ini terdapat feature dan lingga (Phallus) dengan posisi barat – timur. Pada ujung lingga sebelah barat diberi hiasan empat lingkaran (bola), namun saat ini hanya tampak tiga. Pada tubuh lingga, terdapat feature lain dalam bentuk gambar cicak berhadapan dengan belut (ular ?).

Feature lingga ini mengingatkan pada temuan lingga pada Candi Sukuh yang sekarang sudah disimpan di museum Nasional Jakarta, yaitu sebuah lingga di kelilingi oleh empat bola lingga, yang menurut A.J. Bernet Kempers dianggap sebagai lambang gunung Mahameru. Perbedaan kedua lingga itu terletak pada cara penggambarannya; lingga Candi Sukuh dibuat dari satu batu utuh dalam posisi berdiri, sedang lingga Candi Cetha terdiri dari beberapa buah batu yang disusun mendatar. (Buku Peninggalan Arkeologi di Lereng Barat Gunung Lawu)