You are currently viewing “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian XIII Stadion Sriwedari

“Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian XIII Stadion Sriwedari

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun 2019 kembali menerbitkan sebuah buku. Buku ini berjudul “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah”. Buku ini diterbitkan guna memeberikan informasi singkat tentang cagar budaya peringkat nasional berupa bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Buku ini diterbitkan dalam dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Halaman-halaman pada buku ini banyak dipenuhi dengan foto-foto yang diharapkankan dapat menarik bagi pembaca dan tidak membosankan.

Buku “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Sebagian buku ini telah dikirim kepada sekolah, dinas, dan perpustakaan yang telah ditunjuk. Pada saat Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah mengadakan even, buku ini juga akan dibawa dan dibagikan. Bagi sekolah ataupun perpustakaan yang menginginkan buku ini, dapat mengajukan permohonan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melalui Surat. Bagi masyarakat yang ingin membac secara online juga dapat membaca melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng karena materi buku ini akan diunggah bagian perbagian. Selamat membaca.

Pada awalnya Stadion Sriwedari dibangun atas usul dari R.M.T Wongsonegoro kepada Sunan Surakarta. Menanggapi usulan tersebut, Sunan Surakarta memberikan lokasi di Kebun Suwung (Kelurahan Sriwedari). Praja Kasunanan kemudian menunjuk Mr. Zeylman dan R. Ng. Tjondrodiprodjo untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan Stadion Sriwedari. Stadion ini merupakan stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia. Sedangkan stadion-stadion lain saat itu dibangun oleh orang Belanda. Pada tanggal 9-12 September 1948 Stadion Sriwedari dijadikan sebagai tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama.

At first, the Sriwedari Stadium was built on the proposal of R.M.T Wongsonegoro to Sunan of Surakarta. Sunan of Surakarta responded by allocating Kebun Suwung (in Sriwedari Village) to build the stadium.  Then, Praja Kasunanan appointed Mr. Zeylman and R. Ng. Tjondrodiprodjo to plan and carry out the construction of the Sriwedari Stadium. This stadium is the first stadium built by the Indonesian people while other stadiums at that time were built by the Dutch. On 9-12 September 1948, the Sriwedari Stadium was used for the first National Sports Week (PON).