You are currently viewing Mengorek Sejarah “Penyatuan Perbedaan” Di Candi Plaosan

Mengorek Sejarah “Penyatuan Perbedaan” Di Candi Plaosan

Siswa dari SMP Pangudi Luhur Timoho dan SMP Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta melakukan kunjungan ke Candi Plaosan dan Candi Sojiwan pada hari Rabu 6 Juni 2018 untuk melatih nilai-nilai kepemimpinan melalui Cagar Budaya.

Siswa diajak  untuk mengetahui bagamaimana cara membersihkan candi, mengkonservasi candi dan diberikan informasi tentang sejarah berdirinya candi. Sebelum terjun ke lapangan siswa dikumpulkan di kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk diberi arahan dan diberi sedikit penjelasan tentang candi-candi tersebut. Setelah selesai pengarahan, semua siswa langsung diajak menuju ke lokasi pertama yaitu Candi Plaosan atau biasanya di sebut Twin Temple.

Siwa siswi  dipandu oleh juru pelihara Candi Plaosan. Salah satunya juru pelihara adalah bapak Gunawan. Beliau membagi cerita tentang bagaimana cara merawat candi, membersihkan candi dan juga menceritakan sejarah dari Candi Plaosan.

“Untuk penyusunan batuan candi ada yang asli dari dulu ada yang baru, karena yang asli ada yang hilang, sehingga di ganti dengan batu baru dan yang baru” ujar beliau.

Menurut cerita yang disampaikan oleh beliau di Candi Plaosan terdapat gapura pintu masuk yang berada tepat di depan candi, terdapat pula gapura pembatas yang berada di tengah-tengah diantara dua candi induk, di setiap pojokan candi juga terdapat Candi Patok.

“Di depan pintu masuk candi terdapat 58 candi perwara yang mengelilingi dan di belakangnya terdapat 116 perwara stupa, candi tersebut dikatakan dapat “menyatukan perbedaan”, karena candi tersebut didirikan oleh sepasang suami istri yaitu Ratu Sri Kahulunan dari dinasti sailendra beragama Buddha dan Raja Rakai Pikatan yang beragama Hindu” jelas beliau. Cerita tentang pendirian Candi Plaosan merupakan salah satu daya tarik yang terdapat di candi tersebut. Banyak wisatawan yang melakukan foto prewedding  di Candi Plaosan konon mitosnya jika sepasang calon suami istri datang ke Candi Plaosan hubungan mereka akan langgeng sampai tua (Nadia).