Wisma Pengasingan Pejuang Kemerdekaan Indonesia

0
926
Sumber Dokumentasi dari Portal Pemda Bangka Barat http://portal.bangkabaratkab.go.id

Lokasi Pilihan Pengasingan

Pesanggrahan Mentok atau Wisma Ranggam sebagai tempat peristirahatan pegawai  yang bekerja di BTW (Banka Tin Winning). Seiring perjalanan waktu fungsi bangunan ini digunakan oleh pemerintah kolonial untuk kepentingan lain. Dalam sejarah keberadaaan wisma ini mencatat bahwa bangunan ini telah beberapa kali digunakan sebagai tempat pengasingan bagi Tokoh Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Tokoh pertama yang diasingkan oleh Belanda di wisma ini adalah Pangeran Hario Pakuningprang (Pangeran Susuhunan Sunan Paku Alam II). Selama diasingkan di Mentok, sang pangeran dilarang Belanda berhubungan dengan masyarakat setempat. Setelah 7 bulan menjalani pengasingan di wisma ini, pada tanggal 18 Agustus 1897, beliau wafat dan dimakamkan di daerah Kebun Nanas.

H. Agus Salim semasa diasingkan di wisma ranggam. Sumber Dokumentasi dari Portal Pemda Bangka Barat http://portal.bangkabaratkab.go.id

Pesanggrahan Mentok dalam sejarah kembali digunakan sebagai tempat pengasingan pemimpin Kemerdekaan Indonesia.  Pada tanggal 18 Desember 1949 Belanda melakukan serangan ke Yogyakarta. Penyerangan tersebut yang dikenal sebagai Agresi Belanda II menyebabkan Ibu Kota Negara RI Yogyakarta jatuh kepada Belanda pada tanggal 19 Desember 1949.  Para pemimpin RI ditangkap dan diasingkan ke Kota Mentok. Rombongan pertama pada tanggal 22 Desember 1949  di tempatkan di Pesanggrahan Menumbing, yaitu :

  1. Drs. M. Hatta, Wakil Presiden dan Perdana Menteri
  2. Mr. A.G. Pringodigdo, Sekretaris Negara
  3. Mr. Asa’at, BPKNIP
  4. Komodor Surya Darma

Pada tanggal 24 Desember 1949 sebuah pesawat pembom B-26 membawa pemimpin Indonesia yang lain ke tempat yang sama dengan rombongan pertama, terdiri dari :

  1. Mr. Ali Sastroamidjoyo, Menteri P dan K
  2. Mr. Moch. Roem, Ketua delegasi perundingan RI

Pada tanggal 6 Pebruari 1949 tawanan yang menyusul dibawa ke Mentok dan ditempatkan di Pesanggrahan Mentok, yaitu Presiden Ir. Soekarno dan H. Agus Salim, Menteri Luar Negeri. Tokoh-tokoh yang kemudian ke Pesanggrahan Mentok adalah Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo. Dengan demikian pemimpin Indonesia yang ditempatkan di Pesanggrahan Mentok berjumlah empat orang dengan menempati kamar 12 adalah Ir. Soekarno, kamar 11 adalah H. Agus Salim, kamar 12-A adalah  Mr. Moch. Roem, dan kamar 1 adalah tempat  Mr. Ali Sastroamidjojo. Di Pesanggrahan Mentok tersedia mobil jenis sedan Ford tipe Deluxe buatan tahun 1946 bernomor B-10. Pada saat itu urusan pemerintahan Indonesia diserahkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Sumber : Artikel Agus Sudaryadi