Informasi Komunitas Diving RDBC

Adanya informasi dan laporan temuan tentang adanya objek diduga cagar budaya yang berada di bawah air di Provinsi Bengkulu ditunjukkan di sekitar perairan Pulau Tikus. Informasi ini didapatkan dari pihak Raflesia Bengkulu Dive Centre  dan hasil survei maritim yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Palembang. Informasi tentang objek yang diduga cagar budaya berupa jangkar kuno dan guci-guci kuno. Konon nama Pulau Tikus berasal dari rupa dan bentuk pulau tersebut yang kecil mungil menyerupai tikus. Pulau Tikus memiliki luas sekitar 1 ha yang dikelilingi batu karang dengan fungsi melindungi pulau ini dari abrasi dan gelombang laut yang besar. Selain potensi tinggalan objek yang diduga cagar budaya di sekitar perairan Pulau Tikus pesona keindahan bawah laut dan pantai yang cukup indah.

Perjalanan sejarah Bengkulu mencatatkan Kota Bengkulu sebagai salah satu Kota Maritim yang menjadi pusat perdagangan rempah yang dikuasai Inggris pada abad 18. Peran strategis dan pentingnya Kota Bengkulu dalam strategi dagang Inggris dapat dilihat dari didirikannya Benteng Marlborough. Benteng Marlborough merupakan benteng terbesar kedua yang dimiliki Inggris di Asia. Aktivitas dagang ini menjadikan Bengkulu sebagai pelabuhan dagang yang menjadi tujuan kapal-kapal maskapai dagang. Untuk dapat mengetahui dan memperkuat sejarah perdagangan tersebut, tentunya harus diperkuat dengan data tinggalan yang berkaitan dengan aktivitas maritim pada masa itu.

Sebagai tindak lanjut dari informasi yang telah disampaikan komunitas RDBC. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi sebagai lembaga yang memiliki tugas dan fungsi pelindungan dan pelestarian tinggalan kapal-kapal tenggalam, aktif melaksanakan kegiatan survei dan pemetaan tinggalan bawah air di perairan 4 provinsi wilayah kerja.  Kegiatan-kegiatan survei yang telah dilaksanakan berdasarkan informasi dari laporan nelayan yang menemukan tanda atau bukti yang mengindikasikan adanya tinggalan kapal tengelam. Bukti-bukti yang sering kali mereka dapatkan berupa keramik, potongan kayu/bangkai kapal dan lain-lain.

Survei pencarian titik dan pemetaan tinggalan bawah air yang telah dilaporkan. Dilaksanakan  oleh Tim Bawah Air BPCB Jambi dengan melibatkan beberapa stakeholder. Antara lain Komunitas RDBC sebagai pihak yang melaporkan indikasi tinggalan bawah air. Dalam kegiatan ini juga melibatkan Lanal Bengkulu dan Polair Bengkulu. Diharapkan melalui kegiatan ini didapatkan informasi yang nantinya dapat memperkaya informasi tentang tinggalan bawah air diperairan Pulau Tikus Provinsi Bengkulu, khususnya data arkeologis. Kegiatan Survei Tinggalan Bawah Air di Perairan Pulau Tikus dilaksanakan pada tanggal 10 – 15 September 2019.