Situs Tanjungaro merupakan salah satu situs megalitik yang telah terkenal sejak zaman kolonial karena telah diteliti oleh para peneliti, seperti Van der Hoop. Di Situs Tanjungaro menyimpan potensi tinggalan megalitik berupa Arca Manusia Dibelit Ular dan Kubur Batu. Keletakan kedua tinggalan megalitik ini berjarak sekitar 50 M, Arca Manusia Dibelit Ular berada di area persawahan sementara Kubur Batu berada di tengah-tengah pemukiman di Tanjung Aro. Tinggalan megalitik lainnya yang berada di Dusun Tanjung Aro antara lain berupa Batu Dakon dan Monolit.

ririfahlen/bpcbjambi
Gambaran keletakan tinggalan megalitik di Situs Tanjungaro, Lingkaran Kuning merupakan Arca Manusia Dililit Ular dan Kotak berwarna kuning merupakan lokasi Kubur Batu

Situs Tanjungaro berada  Keluruhan Tanjung Aro, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan. Secara astronomis Situs Tanjungaro berada di titik 4°00’17.2″S 103°14’11.0″E. Secara keletakan, situs ini berjarak sekitar 6 KM dari pusat Kota Pagar Alam.

Di Situs Tanjungaro ini kubur batu berjumlah 2 buah dan letaknya berdampingan dengan bentuk dan ukurannya hampir sama. Kubur batu terbuat dari susunan lempengan batu membentuk sebuah ruang atau bilik dan terletak di bawah permukaan tanah, bilik tersebut memiliki ukuran a) lebar 1,33 m, panjang 1,74 m, tinggi 1,57 m dan b) lebar 0,70 m, panjang 0,85 m, tinggi 0,90 m.

"Kubur Batu Tanjung Aro"

Arca figur manusia dibelit ular ini terbuat dari batu alam tunggal (monolit) dengan pahatan profil 2 manusia dililit ular, sedangkan salah satu dari manusia tersebut pada bagian kepala digigit ular. Arca ini sendiri merupakan salah satu dari peninggalan prasejarah masa megalit yang pernah berkembang di daerah Pagar Alam dan Lahat dan sering disebut dengan kebudayaan Pasemah. Arca yang terletak di tengah sawah ini telah diberi  pagar keliling yang terbuat dari besi.

ririfahlen/bpcbjambi