BPCB Jambi, Selasa 11 Maret 2014. Pada pertengahan bulan Februari 2014 tim gabungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (Agus Sudaryadi, SS. Mukhalim, Marjani) dan Balai Arkelogi Palembang (Aryandini Novita, Ade Oka Hendrata) melaksanakan kegiatan Penelitian Situs Lubang Jepang Bandar Udara Depati Amir Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari temuan arkeologi dari hasil peninjauan Balai Arkeologi Palembang pada tahun 2013.
‘Bunker’ ini terletak di sebelah Barat Bandar Udara Depati Amir. Secara administrasi terletak di Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah. Secara geografis terletak di UTM 48 626401 9760863. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian kali ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang ‘bunker’ di Bandar Udara Depati Amir dan faktor-faktor yang melatari pembangunan ‘bunker’ tersebut serta upaya pelestariannya.
Bunker ditemukan pada saat penggalian fondasi untuk pembangunan menara radar cuaca BMKG Pangkalpinang. Penemuan terjadi pada hari Rabu tanggal 7 Juli 2013 sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu pekerja sedang melakukan penggalian fondasi dan tiang menara. Di dalam bunker terlihat sebanyak 4 anak tangga. Atas temuan itu pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Kebudayan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga meninjau dan melakukan koordinasi dengan pihak BMKG. Balai Arkeologi Palembang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi diundang untuk peninjauan dan membicarakan tindak lanjutnya. Pembangunan menara radar disarankan untuk dipindahkan. Berdasarkan hasil penelitian sementara ini bunker tersebut dapat diduga adalah sebuah lubang jepang. Bangunan ini berupa terowongan yang panjangnya belum diketahui sejauh mana, dan apakah mempunyai hubungan dengan bangunan yang ada di sisi barat daya yang diperkirakan sebuah gudang.
Berdasarkan pengamatan pada sarana pertahanan Jepang pada Perang Dunia kedua yang ditemukan di kota Palembang dan Jambi menunjukkan bahwa sarana-sarana tersebut ditempatkan di dekat bandar udara, stasiun kereta, kilang minyak, pemukiman elit yang merupakan komponen vital. Pengamatan terhadap lingkungan situs menunjukkan bahwa sekitar situs merupakan bandar udara yang merupakan salah satu komponen vital suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut keberadaan bangunan ini sangat erat kaitan dengan sistem pertahanan militer Jepang pada Perang Dunia Kedua untuk melindungi wilayah penting dalam hal ini Bandar Udara.