Selalu Tersenyum Dengan Mata Terpejam

Wajahnya selalu tersenyum memberi kesan ramah. Matanya lain, biasanya digambarkan melotot, namun matanya ini justru terpejam. Dan anehnya, anting-anting yang dikenakan tidak berupa tengkorak, melainkan sekuntum bunga. Sosok ini memegang sebuah tameng kecil di tangan kirinya, sedangkan pada tangan kanan terdapat sejenis senjata yang saat ditemukan sudah patah: biasanya sebuah gada.  Pertama kali ditemukan di Candi Gedong I dalam keadaan tertimbun tanah pada tahun 2002. Penjaga pintu masuk atau gapura kompleks Candi Gedong ini, terbuat dari batupasiran, arca ini tidak digambarkan seram seperti Arca Dwarapala pada candi-candi lainnya di Indonesia. Arca Dwarapala dari Candi Gedong, Muarajambi punya ciri khusus yang beda dengan Dwarapala pada umumnya.

Dunia telah melihat dan mendengar Dwarapala dari Muarajambi yang selalu tersenyum. Dwarapala Candi Gedong I ini pernah berkeliling Eropa untuk dipamerkan kepada masyarakat Eropa. Setahun lebih meninggalkan Muarajambi, memperkenalkan Kawasan Cagar Budaya Muarajambi kepada masyarakat Eropa. Meski tidak bisa menyuarakan isi hatinya kepada masyarakat di Eropa yang melihat kehadirannya di Museum. Identitas dan jati diri Bangsa Indonesia telah disiarkan oleh Sang Pemilik Senyuman abadi dari Muarajambi ini.

Pemerintah daerah dan masyarakat tempat arca ini berasal harusnya menyadari potensi dan nilai penting yang telah diwariskan melalui keberadaannya. Banyak nilai dan manfaat yang telah diberikan arca ini terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak yang tidak menyadari hal ini, berawal dari cara pandang yang masih berorientasi kepentingan dan kebutuhan sesaat. Keberadaan komponen Peradaban yang menjadi latar si Pemilik Senyuman Abadi ini bisa mengalami keterancaman. Jika segenap masyarakat dan Pemerintah Daerah ditempatnya pernah ditemukan belum berupaya menyusun langkah-langkah pelestarian yang nyata. Pelestarian yang terencana dengan baik tentunya bisa dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelestarinya.