Petunjuk Prasasti Makara Solok Sipin

Masyarakat Kota Jambi mungkin merasa asing ketika mendengar nama Mpu Dharmma Wira. Bisa dipastikan, mereka akan kembali bertanya siapa itu Mpu Dharmma Wira. Dan apa hubungannya dengan Solok Sipin yang merupakan salah satu kelurahan di Kota Jambi.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa di Solok Sipin terdapat sebuah situs yang menyimpan jejak tinggalan dari periode masa klasik Hindu-Buddha. Saat ini di Situs Solok Sipin hanya bisa ditemukan puing-puing berupa pondasi dari struktur bata yang diperkirakan dahulunya merupakan sebuah candi. Siapa sesungguhnya sosok Mpu Dharmma Wira dan apa hubungannya dengan Situs Solok Sipin. Tidak banyak catatan dan tulisan yang menjelaskan perihal figur Mpu Dharmma Wira sesungguhnya. Satu-satunya catatan penting yang menuliskan tentang Mpu Dharmma Wira ditemukan di Situs Solok Sipin. Catatan ini ditemukan dalam bentuk prasasti yang diukir pada sebuah makara yang saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia. Pada prasasti yang ada pada makara ini, juga terdapat  angka tahun 986 saka. Dalam catatan penemuan Situs Solok Sipin, di lokasi ini ditemukan 2 (dua buah) makara, lapik dan stupa, salah satu dari makara tersebut memuat perihal nama Mpu Dharmma Wira.

ririfahlen/bpcbjambiMinimnya catatan tentang sosok Mpu Dharmma Wira ini menyulitkan para peneliti untuk melaksanakan kajian terhadap figur dan hubungannya dengan Situs Solok Sipin. Artefak penting lainnya yang ditemukan di Situs Solok Sipin adalah Arca Buddha. Arca yang ditemukan diantara reruntuhan Candi Solok Sipin ini, berdasarkan gaya yang dimilikinya, diperkirakan berasal dari abad 7 – 8 Masehi.  Bambang Budi Utomo dalam buku “Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera”, mencoba merekonstruksi pendapat beberapa ahli tentang makara solok sipin yang memuat prasasti tentang Mpu Dharmma Wira dengan artefak lainnya yang ditemukan di situs ini.

Pertanggalan makara dibandingkan arca Buddha yang terpaut lebih dari dua ratus tahun. Diperkirakan bahwa bangunan candi telah ada sebelum makara yang berangka tahun 986 saka tersebut ada. Dengan adanya petunjuk ini, menduga bahwa tempat ini merupakan tempat pemukiman Balaputra setelah menyingkir dari Jawa, dan ditempat ini rupanya para penganut ajaran Buddha membangun pusat pendidikan Buddha (Wolters 1974, 293-297). Mungkin para musafir ajaran Buddha menuju ke sana setelah Borobudur tidak terjangkau lagi. Bisa jadi, tertutupnya jalan menuju pusat pemerintahan kerajaan akibat letusan Gunung Merapi pada masa pemerintahan Rakai Sumba (Boechari 1976).

Makara Solok Sipin saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.110/459 b/4397