Mengenal Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang mempunyai halaman yang cukup luas dan terbagi menjadi halaman sisi timur, barat, dan selatan. Secara keseluruhan masjid memiliki denah berbentuk empat persegi panjang. Berdasarkan data kegiatan yang pernah dilakukan tim BP3 Jambi dan kegiatan registrasi diperoleh data bahwa bangunan masjid agung terdiri dari bangunan lama dan tambahan. Masjid Agung Palembang dibangun pada tahun 1738 M (1151 H) sampai dengan tahun 1748 M (1161 H). Pembangunan tersebut berlangsung sekitar 10 tahun dan berada pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dalam pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I. Sedangkan bangunan menara masjid agung yang lama didirikan pada tahun 1753 M. Dalam perkembangan selanjutnya, masjid agung Palembang telah terjadi beberapa kali perluasan dan penambahan ruang. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan setelah Sultan Mahmud Badaruddin I, yaitu Pangeran Penghulu Natagama Kartamanggala Mustapa Ibnu Raden Kamaluddin pada tahun 1897 M (1315H). Pada tahun itu bangunan masjid agung diperluas dengan mambangun serambi depan terbuka dengan tiang-tiang terbuat dari beton berbentuk bulat. Pada masa berikutnya terjadi perluasan  dengan jalan menambah jarak pilar beton yang dibuat pada tahun 1897 M menjadi 4 meter. Pada tahun 1952 terjadi penambahan ruang dengan pembangunan bangunan beratap kubah di bagian timur masjid agung.

denah keletakan

Bagian-bagian pada bangunan masjid agung yang termasuk lama meliputi ; Mustaka, Mustaka merupakan puncak dari atap sebuah masjid. Pada masjid agung Palembang memiliki mustaka berbentuk mirip kuncup bunga teratai dengan hiasan mirip tanduk yang berjumlah 8 buah dan ditempatkan pada setiap sudutnya. Atap, Bangunan masjid agung memilki atap berupa tumpang tiga dan berbentuk tajug. Pada bagian plafon/langit-langit atap ditutup dengan bahan kayu. Ruang, Di dalam bangunan lama masjid agung Palembang terdapat ruang utama dengan denah bujur sangkar berukuran 30 x 30 meter. Di dalam  ruang utama terdapat komponen-komponen masjid seperti, mihrab, mimbar dan 2 buah kayu hijab.

IMG_0241

Pintu, Masjid agung Palembang memiliki pintu masuk utama berada di tengah bangunan dengan bentuk lengkung di atas dan diberi tambahan tiang/pilaster dengan ciri arsitektur klasik Eropa. Di sebelah kanan dan kiri pintu utama diapit pintu pendamping dengan bentuk yang sama dengan pintu utama, akan tetapi berukuran lebih rendah dan sempit. Selain itu pintu-pintu tersebut disampingnya terdapat 3 buah pintu yang tampak berderet memanjang pada dinding ruang utama. Pintu-pintu pada bangunan lama masjid agung Palembang rata-rata berdaun ganda dan terbuat dari kayu. Pada panil kayu bagian depan terdapat beberapa motif hias berupa geometris (garis, lengkung), flora (ceplok bunga) dan pada bagian kusen kayu pintu terdapat motif hias geometris (belah ketupat). Menara, Berdasarkan keletakan denah lama, menara masjid agung Palembang terletak di sebelah barat daya, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya terjadi penambahan ruang maka pada saat ini menara berada di dalam ruang masjid. Menara lama berbentuk persegi delapan menjulang ke atas dan memiliki atap berbentuk tajug. Menara ini memiliki sebuah pintu dengan bentuk lengkung di atasnya.

Bagian bangunan masjid Agung Palembang yang termasuk tambahan meliputi :

  1. Serambi bagian depan dengan dibangun pilar-pilar berbentuk silindrik.
  2. Ruangan lantai dua
  3. Menara yang terletak di sebelah tenggara masjid. Menara tersebut berbentuk persegi duabelas dan memiliki sebuah pintu di sisi selatan.