Semula Masyarakat Pondok Tinggi menyebut Masjid ini dengan sebutan “Masjid Pondok Tinggi”. Pada tahun 1953, Bung Hatta Wakil Presiden RI pertama mengadakan kunjungan kerja ke Kerinci. Bung Hatta menyebut Masjid ini dengan sebutan “Masjid Agung”. Semenjak itu masyarakat mengenal Masjid ini dengan nama “Masjid Agung Pondok Tinggi”.

Masjid Agung Pondok Tinggi merupakan salah satu masjid kuno dengan arsitektur khas nusantara, beratap tumpang dan berkontruksi kayu. Demikian halnya pada interior masjid berupa dinding-dinding dan tiang kayu yang didominasi dengan ukiran khas Kerinci, motif sulur-suluran, hiasan geometris, dan pada bagian lain dinding juga terdapat ukiran terawangan yang juga berfungsi sebagai fentilasi udara.  Di dalam masjid juga tersimpan sebuah bedug larangan yang cukup panjang lebih dari 5 meter. Menurut adat masyarakat Kerinci fungsinya adalah dibunyikan sebagai sarana komunikasi untuk berkumpul atau menandai peristiwa tertentu.