Poster ini berjudul “Masa Pendudukan Jepang”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan pameran di Benteng Marlborough oleh BPCB Jambi. Bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Pers Nasional 2014 di Provinsi Bengkulu, dimana puncak kegiatannya dipusatkan di Benteng  Marlborough.

BPCB Jambi

Sejak berkuasanya bala tentara Jepang di Indonesia (8 Maret 1942) pucuk pimpinan kekuasaan pemerintahan untuk Pulau Sumatera dipusatkan di Kota Bukit Tinggi. Pada tanggal 24 Februari 1942 masuklah bala tentara Jepang ke Bengkulu. Iring-iringan mobil baja, truk militer Jepang, lengkap dengan persenjataan berada dibawah pimpinan Kolonel Kangki .

Beberapa hari setelah itu, residen Belanda yang terakhir (Mayer) menyatakan  takluk kepada Jepang. Sejak itu Jepang resmi menguasai Bengkulu. Jepang mulai melakukan gerakan ke wilayah Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan.

Jepang kemudian membangun sarana pertahanan berupa pilbox yang  tersebar di beberapa tempat di Bengkulu. Pilbox yang tersebar di Kota Bengkulu terdapat di Kelurahan Kampung Kelawi,  Kelurahan Suka Merindu, sekitar Benteng Marlborough, dan di sekitar Benteng  York. Sebaran pilbox yang lainnya juga dapat dijumpai di Bengkulu Selatan yakni Kelurahan Belakang Gedung dan di Bengkulu Utara berada di daerah Muko-Muko.

Sejak Jepang mulai menguasai potensi dan sumber daya alam Bengkulu, Jepang bersikap kejam terhadap masyarakat. Jepang kemudian menguasai seluruh aspek kehidupan, dan tidak memberikan kebebasan hidup bagi masyarakat Bengkulu. Seluruh harta dan benda berharga harus diserahkan kepada pemerintah Jepang sehingga rakyat menjadi sangat menderita dan tak berdaya akibat penindasan ini.

Mereka diharuskan mengabdi kepada pemerintah Jepang dan membantu memenangkan perang Asia Timur Raya. Penderitaan rakyat tersebut kemudian menyulut semangat perlawanan rakyat Bengkulu terhadap Jepang. Pemuda dan kaum cendekiawan mulai menyusun langkah strategis untuk bebas dari penjajahan ini, meskipun pengawasan dan penjagaan oleh militer Jepang sangat ketat.

Pada tahun 1943 Jepang mengalami kekalahan di Samudra Pasifik. Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika. Pada tanggal 14 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat. Kekalahan ini membuat Jepang menjadi lemah. Siaran radio dari Tokyo juga menyiarkan: “untuk menghindari kematian rakyat Jepang yang semakin banyak jumlahnya, maka perang ini dihentikan.” Sejak tanggal 15 Agustus 1945 kapal-kapal perang Jepang mulai meninggalkan Bengkulu.

Konsep dan Desain : Tim Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi