Makna “Tumpukan Tiga Buah Batu” dari Bung Karno

0
1797
ririfahlen/bpcbjambi

Pesan Dibalik “Tumpukan Tiga Buah Batu” Bung Karno

Bung Karno menyusun tiga buah batu dihadapan Residen Belanda Cornelis Eduard Maier. Tiga buah batu tersebut menjadi simbol penolakan Bung Karno kepada pemerintah kolonial Belanda yang ingin menghibur diri dan sebagai peringatan diserangnya Negara Belanda oleh Tentara Jerman. Tiga buah batu tersebut dijadikan Bung Karno sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan Belanda yang telah menahannya akibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sikap Bung Karno tersebut terungkap dalam buku autobiografinya,“…Maksud Anda, setelah menghukumku karena aku menghendaki kemerdekaan untuk rakyatku, tiba-tiba sekarang anda meminta kepadaku, tahanan anda, untuk membuat sebuah tugu karena bangsa lain merebut kemerdekaan negeri Anda?…”

ririfahlen/bpcbjambi
Diorama Bung Karno yang sedang berdialog dengan Residen Belanda Cornelis Eduard Maier, diorama ini berada di ruang galeri pamer 2 Fort Marlborough

Peristiwa ini meninggalkan pesan bahwa dalam memperjuangkan kemerdekaan semangat Bung Karno tidak pernah padam dan takut, meski pada saat itu beliau berada dalam tahanan Belanda. Penolakan terhadap keinginan Belanda, menunjukan keberanian dan semangat perlawanan terhadap kolonial. Dalam dialog dengan Residen Belanda, Bung Karno malah menyindir dan mempermalukan sang residen untuk meminta pada bangsa yang telah mereka rampas kemerdekaannya, untuk membuat sebuah tugu peringatan yang menandai telah dirampasnya kemerdekaan Negeri Belanda akibat serangan tentara Jerman.

Peristiwa pemangilan dan interogasi Bung Karno di Fort Marlborough pada tahun 1940, hingga beberapa waktu yang lalu masih menjadi sebuah teka-teki dan misteri. Minimnya informasi dan catatan tentang peristiwa tersebut menimbulkan dugaan yang beragam. Apa yang dialami Bung Karno pada saat pemangilan ke benteng peninggalan Inggris tersebut. Misteri dan teka-teki tersebut kemudian terjawab melalui tulisan Cindy Adams yang menulis tentang autobiografi Bung Karno yang diterbitkan dalam buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.

Untuk mengingatkan kembali peristiwa itu dan meluruskan kebenaran sejarah tentang pemangilan dan interogasi Bung Karno di Fort Marlborough. Dalam pengembangan dan pemanfaatan Fort Marlborough sebagai tinggalan benteng yang dibangun oleh Inggris. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi membangun diorama Bung Karno yang sedang berdialog dengan Residen Belanda Cornelis Eduard Maier. Diorama ini berada di ruang galeri pamer II Fort Marlborough.