Lukisan sebagai hasil karya seni manusia di daerah Pasemah telah dikenal semenjak masa prasejarah. Karya-karya monumental tersebut terpajang dengan eksotisnya di dinding-dinding Kubur Batu. Kubur batu di Pasemah memiliki karateristik yang unik dimana bahan pembuatanya berasal dari batu andesit monolit datar atau sering juga dari lab stone yang sangat berbeda dengan yang ada di daerah lain.
Kubur Batu merupakan salah satu bentuk peninggalan pra sejarah di bumi Pasemah selain Arca Manusia, Arca Hewan, Menhir, Dolmen, Tetralith, Monolith, Lumpang Batu, Lesung Batu. Kubur Batu yang diyakini sebagai media pemujaan terhadap arwah leluhur agar arwah para leluhur senantiasa dapat memberikan kesejahkteraan dan perlindungan bagi komunitasnya. Kubur Batu tersebar di beberapa daerah di Pasemah, antara lain Kotaraya Lembak, Gunung Megang, Talang Pagar Agung, Belumai, Pematang Bangau, Tegur Wangi dan Tanjung Aro
Kotaraya Lembak merupakan situs yang banyak ditemukan tinggalan Kubur Batu. 7 kubur batu yang ditemukan di Kotaraya Lembak tidak hanya membuktikan situs ini sebagai lokasi yang banyak ditemukannya Kubur Batu. Kubur Batu yang ditemukan memiliki kekhasan dibanding kubur batu di lokasi yang lainnya. Pada dinding kubur batu yang ada di Kotaraya Lembak dihiasi oleh lukisan-lukisan karya manusia pendukung peradaban tersebut.
Lukisan-lukisan kubur batu di Kotaraya Lembak befungsi sebagai hiasan kubur batu. Pola gambar yang ditampilkan mengambarkan sulur dan bentuk lengkung seperti tanduk atau mencirikan profil hewan. Menurut Yuwono Sudibyo, pembuatan sulur merupakan wujud inspirasi dari lingkungan yang ditumbuhi tanaman paku dengan kuncup daun berbentuk melingkar. Pola ini kemungkinan fungsinya hanya sebagai penambah keindahan. Pola hias tersebut dibuat dengan warna merah, hitam, kuning dan putih. Diperkirakan warna merah dibuat dari oker merah, kuning dari tanah liat, putih dari kaolin dan hitam dari arang.
