Lahan Gambut dan Kelapa Sawit: Bed Karakter, Mempengaruhi Ekosistem

0
616


Dari luas total 21 juta hektar lahan eambur Indonesia, 7 5 iuta hekter kini digunakan digunakan untuk perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Penggunaan lahan gambut untuk menanam kelapa sawit ditengarai dapat membahayakan ekosistem dunia, khususnya suhu bumi. Karena gambut, menyimpan sampah organik (bahan bakar) yang berumur ribuan tahun. Sementara kelapa sawit, bukanlah karakter tanaman asli gambut dan akan menjadi busuk bila terlalu banyak air. Jika air di lahan gambut didrainase melalui pembangunan kanal- kanal untuk perkebunan sawit, hal tersebut akan membuat cadangan air di kedalaman tanah gambut menjadi berkurang. Gambut dapat menjadi kering, mudah terbakar, teroksidasi dan mengalami subside/amblas, serta melepaskan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar.

Poster ini berjudul “Bahan Gambut dan Kelapa Sawit: Bed Karakter, Mempengaruhi Ekosistem”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Cagar Budaya, di Mal Jambi Town Square. Kegiatan pameran ini diselenggarakan pada tanggal 25 – 31 Oktober 2019. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.