Konservasi Keramik Temuan Selat Gelasa dan Situs Lambur

0
787

  BPCB JAMBI – Staff Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi melakukan konservasi keramik temuan dari Pulau Gelasa, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka-Belitung dan Situs Lambur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.  Artefak keramik dari  Pulau Gelasa berbentuk piring diperoleh dari kegiatan survei sebaran tinggalan bawah air yang dilaksanakan di perairan Bangka Tengah tahun 2011. Sedangkan artefak dari Situs Lambur yang dikonservasi berupa 4 buah mangkuk.

Yanyan Wiyanto, Konservator BPCB Jambi mengungkapkan tindakan konservasi yang dilakukan terdiri dari pembersihan  manual kering, penyambungan bagian yang pecah, dan penambalan. “Pembersihan pada temuan dari selat Gelasa untuk menghilangkan karang-karang yang menempel pada piring tersebut,” ucapnya saat ditemui di laboratorium konservasi BPCB Jambi, Rabu (20/2/2019). Tidak semua artefak dengan karang dibersihkan karang-karangnya, sebagian besar temuan bawah air dengan karang dibiarkan pada kondisi existingnya.

Konservasi temuan keramik dari Pulau Gelasa

 

Sebelum tindakan konservasi dimulai, terlebih dahulu diawali dengan pendokumentasian, pengukuran dan identifikasi kerusakan. Identifikasi kerusakan digunakan untuk menentukan langkah konservasi yang tepat.

Langkah awal dalam kegiatan konservasi ini adalah melakukan pembersihan manual kering,  kemudian  dilanjutkan dengan langkah penyambungan pada piring atau mangkuk yang pecah menjadi dua bagian atau lebih. Penyambungan  dilakukan dengan menggunakan lem yang dioleskan pada dua sisi  bagian yang akan disambung. Setelah setengah kering, kedua bagian itu dapat disambungkan.

Kondisi piring yang sudah disambung dan ternyata tidak utuh karena terdapat bagian pecahan  yang hilang, maka  dilakukan penambalan dengan menggunakan bahan gypsum. Penyambungan dan penambalan merupakan  upaya rekonstruksi  untuk mengembalikan  bentuk utuh dari piring atau mangkuk tersebut. Cara penambalan dimulai dengan pembuatan mal menggunakan pasir. Pasir yang telah membentuk piring atau mangkuk kemudian dilapisi dengan tisu. Selanjutnya, bagian mangkuk atau piring yang telah hilang ditempel dengan gypsum.  Ketika tambalan kering dan menempel sempurna pada piring atau mangkuk, penanganan dilanjutkan dengan merapikan tambalan dengan cara menggosok perlahan memakai amplas halus. Dengan demikian tindakan konservasi  selesai dan  berhasil merekonstruksi bentuk utuh dan dimensi artefak tersebut.