Nama jembatan ini disadur dari nama Ratu Belanda yang berkuasa pada abad ke-19, Beatrix Willhelmina Armgard. Jembatan Beatrix pertama kali dibangun pada tahun 1923 dan diresmikan pada tahun 1939 Pembangunan tersebut dibuktikan dari lempengan batu granit berinskripsi “BEATRIX BRUG” pada bagian ujung lengkungan jembatan sebelah kiri dan inskripsi “ BT TEMBESI 1939” pada bagian ujung lengkungan jembatan sebelah kanan. Inskripsi tersebut terdapat pada lengkungan pertama jembatan dari sisi Kelurahan Sri Pelayang. Bahan pembentuk jembatan ini terbuat dari batu cor dan terdiri atas 4 (empat) buah lengkungan yang berbentuk seperti busur panah yang ditopang oleh tiga buah tiang pancang dibawahnya. Pada saat itu, Jembatan ini merupakan bagian dari Jalan Lintas Sarolangun-Bangko