You are currently viewing Jejak Penyebaran Islam di Dataran Tinggi Jambi

Jejak Penyebaran Islam di Dataran Tinggi Jambi

Sejarah tentang awal mula perkembangan Islam di Dataran Tinggi Jambi (Kerinci) belum diketahui dengan pasti. Menurut Sagimun MD, Islam masuk ke Kerinci sekitar abad ke 14-15 Masehi, yang dikembangkan oleh mubaliq-mubaliq yang berasal dari Minangkabau, tetapi sebelum masuk ke Kerinci mubaliq-mubaliq tersebut ke Siak (Riau) sehingga di Kerinci orang-orang yang taat menjalankan ajaran Islam lebih dikenal dengan Siak (Sagimun, 1978/1979:14).

Di Daerah ini ada 6 (enam) orang Mubaliq/Siak yang mengembangkan ajaran Islam, yaitu; Siak Jelir di Koto Jelir, Siak Rajo di Sungai Medang (Air Hangat); Siak Ali di Koto Beringin, Siak lengih di Koto Pandan (Sungai Penuh); Siak Sati di Koto Jelatang (Sungai Laut) dan Siak Baribut Sati di Koto Marantih-Tarutung (Gunung Raya).

Dengan berkembangnya agama Islam maka bangunan masjid sebagai tempat beribadah menjadi cukup banyak di daerah Kerinci. Masjid-masjid tersebut juga mengalami perkembangan baik bahan, hiasan maupun konstruksinya.

ririfahlen/bpcbjambiIslam yang dianut masyarakat juga menghargai nilai-nilai budaya lokal. Hal ini terlihat dari arsitektur masjid dan hiasan – hiasan interior, atap masjid yang bertumpang tiga, pengunaan bedug, hiasan ukiran flora dan geometri menjadi bukti yang menunjukan gaya perpaduan nilai budaya lokal dan nilai Islam. Hingga saat ini masjid-masjid tua tersebut masih kokoh berdiri di beberapa daerah di Kerinci. Masjid Agung Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Masjid Keramat Tuo Pulau Tengah, Masjid Kuno Lempur Tengah , Masjid Keramat Lempur Mudik.

ririfahlen/bpcbjambi
Bedug atau tabuh Masjid Agung Pondok Tinggi